[LET ME BE A HERO] SEE THE LIGHT

see the light

[Let Me Be Your Hero] See The Light

Cast     : Goo Jun Hoe (Ikon) // Goo Hye Sun (YGArtist) // Jun Hoe’s Mom [They’re family in this story]

Rate     : 12

Genre  : Life

{***}

“Aku sangat membenci rumah sakit. Aku tidak pernah ingin memasuki tempat ini. Sungguh aku tidak ingin.” Goo Jun Hoe

{***}

Malam dingin di balkon rumah, Hye Sun dan Jun Hoe duduk saling membelakangi, saling bersandar. Angin berhembus membuat mereka menggosok tangan masing-masing. Suasana hening. Hye Sun menarik nafas panjang. Jun Hoe melihat langit. Tak satu pun bintang ada di sana.

“Jun Hoe-ya, tidakkah kau merindukan abohji?” tanya Hye Sun memulai percakapan. Jun Hoe menarik nafas panjang, tak menjawab pertanyaan kakaknya.

*Flashback*

6 bulan yang lalu.

Abohji, aku benar-benar ingin menjadi penyanyi. Sungguh, tolong ijinkan aku…” bujuk Jun Hoe kepada ayahnya yang sedang berada di rumah sakit. Ayahnya dalam perawatan, terdiagnosa mendapat penyakit ringan. Tapi tak kunjung sembuh. Sudah dua minggu ayahnya di rawat.

“Apakah kau tidak ingin kuliah saja? Ayah juga ingin melihatmu menjadi seorang sarjana hebat Jun Hoe,” jawab ayahnya dengan senyum simpul. Jun Hoe menatap ke arah lantai. Ia benar-benar kehabisan akal untuk membujuk ayahnya.

Eomma, aku ingin sekali masuk ke agensi itu. Jebal, bantu aku membujuk ayah,” rayu Jun Hoe kepada ibu nya yang sedang merapikan bunga di kamar rumah sakit. Ibu nya tidak menjawab dan hanya tersenyum menatap putranya yang manja.

Abohji! Jangan biarkan dia menjadi penyanyi, dia akan sangat menyusahkan,” tiba-tiba Hye Sun datang dan menjitak jidat Jun Hoe.

Hya! Noona! Betapa teganya kepada adikmu yang sangat tampan ini,” Jun Hoe merengek. Hye Sun membiarkan Jun Hoe kesakitan, lalu ia mengeluarkan makanan yang ia bawa dari rumah, untuk dimakan oleh ibu dan adiknya yang sudah menjaga ayah mereka.

Mereka mulai makan, dan berbincang-bincang mengenai impian Jun Hoe, yang sangat berbeda dengan impian ayahnya.

Noona sudah akan menjadi sarjana ayah, ijinkanlah aku menjadi penyanyi. Setidaknya, ayah akan bangga melihat aku berada di panggung dan di televisi,” ucap Jun Hoe sambil membela dirinya. Tidak ada yang menanggapi.

Hye Sun melihat ke arah ayahnya yang tampak sangat tidak setuju namun berusaha menerima keputusan putra satu-satunya itu. Ayahnya menarik napas panjang, seakan terbebani.

“Baiklah, jika kau ingin begitu. Bernyanyilah. Ayah tidak akan melarangmu,”

***

Jun Hoe semangat ingin memasuki agensi yang akan melatihnya menjadi penyanyi. Ia senang karena ayah, ibu, dan Noona-nya setuju akan keputusannya. Ia tak mengetahui ayahnya sedikit kecewa dengan jalan yang dipilihnya.

***

Akhirnya ayah Jun Hoe diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tidak ada tanda-tanda penyakit berbahaya. Hye Sun dan ibunya sungguh senang karena mereka tidak perlu lagi menginap di rumah sakit.

Jun Hoe membereskan rumah, ia menyambut kembalinya ayahnya dengan bahagia. Terlebih ia dalam tahap penerimaan calon trainee di sebuah agensi ternama. Ia berbangga diri akan apa yang ia dapat di agensi itu.

***

Tibalah harinya, Jun Hoe diterima untuk menjadi trainee. Resmi. Ia sangat senang. Segera ia pulang dan memberitahu keluarganya. Mereka turut bahagia akan diterimanya Jun Hoe.

Abohji! Eomma! Noona! Aku diterima menjadi trainee,” Jun Hoe berteriak sangat senang.

***

Setelah tiga bulan pembinaan, para trainee di agensi tempat Jun Hoe berlatih, akan menjalani sebuah kompetisi. Yang mengharuskan setiap mereka berlatih keras dan berjuang untuk menang. Akibatnya, Jun Hoe jarang pulang ke rumah, ia tinggal di dorm agensi itu. Ia terlalu sibuk sehingga lupa menanyakan kabar keluarganya.

***

Hari yang ditunggu, Jun Hoe beserta teman-temannya tampil untuk kompetisi. Namun, disaat itu pula ibunya menghubunginya untuk pulang, ayahnya mengalami gangguan jantung yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Bisa jadi sangat berbahaya untuk ayahnya. Jun Hoe merasa bingung mendengar kabar dari ibunya. Tapi dalam hati ia tetap meyakinkan diri untuk mengikuti kompetisi tersebut.

Abohji, aku akan kembali setelah aku selesai mengikuti kompetisi ini. Aku akan kembali untuk abohji, percayalah padaku,” kata-kata Jun Hoe terakhir kali kepada ayahnya.

***

Jun Hoe menuju rumah sakit seusai menjalani kompetisi. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan ayahnya. Ia juga sebenarnya telah memenangkan kompetisi bersama beberapa rekannya dan beberapa bulan kemudian ia akan debut bersama pemenang lainnya.

Hatinya tidak karuan menunggu bus yang ia naiki memberhentikannya di tempat yang ia tuju. Jun Hoe dalam hati berdoa, dan terus berdoa, agar ayahnya dalam keadaan baik-baik saja.

Ia sampai di rumah sakit, dan berlari sekuat tenaga menuju kamar dimana ayahnya di rawat. Tiba-tiba melihat ibu dan kakaknya menangis di depan kamar ayahnya. Mereka baru saja bertemu dengan seorang dokter. Jun Hoe mengatur nafasnya yang tersengal-sengal karena berlari. Ia mendekati kedua wanita yang paling ia sayangi di belahan dunia ini. Mereka melihat kedatangan Jun Hoe, menatap Jun Hoe dengan wajah sedih, bahkan sangat menyedihkan.

Jun Hoe­yaa, uri abohji… uri abohji…” Hye Sun menangis sekuat tenaga, lalu memeluk Jun Hoe dengan erat. Jun Hoe tertegun, melihat ayahnya dari depan pintu kamar yang terbuka. Perawat sedang melepas seluruh peralatan medis dari tubuh ayahnya. Ia tidak percaya hal itu terjadi dalam hidupnya, ia kehilangan seorang pahlawan yang sangat berarti sepanjang masa.

Jun Hoe melihat ibunya yang terisak, menahan perih hatinya. Ia memeluk ibunya, lalu berlutut. Memohon maaf, karena ia tak menuruti ibunya yang menyuruhnya datang ke rumah sakit. Air matanya jatuh perlahan. Ia berteriak keras, menyesali kebodohannya. Saat ia mengerjar impiannya, saat itu juga ia kehilangan pahlawan berharganya.

*Flashback end*

Noona­ya, aku khawatir apa aku akan bisa debut menjadi penyanyi atau tidak…”

“Semoga saja kau bisa menjadi penyanyi seperti yang kau janjikan kepada ayah dulu…”

Jun Hoe menghirup udara malam. Beberapa tetes air mata jatuh ke pipinya. Ia menahan perih. Membiarkan kakaknya bersandar kepadanya, bahkan untuk waktu yang sangat menyakitkan.

Enam bulan sudah Jun Hoe dan teman-temannya mempersiapkan untuk debut, tapi selalu ada penundaan. Mereka tanpa lelah berjuang untuk menjadi idol yang matang. Tapi, tampaknya impiannya semakin jauh. Agensi dimana ia menjalani pelatihan, sedang mengalami masalah, yang mengakibatkan saham agensi tersebut turun, dan jadwal debut mereka tertunda lama.

***

Pagi baru telah datang. Jun Hoe bangun dari tidurnya. Ia keluar dari kamarnya, melihat ibu dan kakaknya bersiap untuk bekerja di rumah makan yang mereka dirikan dulu bersama ayah. Jun Hoe berjalan kearah ibunya, kemudian memeluk ibunya dari belakang. Ia tahu, ibunya sedang cemas saat ini, penghasilan yang mereka dapat dari rumah makan itu setiap hari semakin berkurang. Sedangkan hidup mereka berasal dari sana. Hye Sun sudah mencari pekerjaan tapi belum berhasil.

Eomma, neomu mianhaeyo… Aku membiarkan kalian melalui banyak waktu sulit tanpa bantuanku, maafkan aku,” Jun Hoe tetap memeluk ibunya. Hye Sun mengalihkan pandangannya dari Jun Hoe, ia takut menangis melihat keadaan pagi ini. Begitu menyakitkan. Ibu Jun Hoe melepaskan pelukannya dan kemudian menatap Jun Hoe, memegang pipi Jun Hoe dengan kedua tangan lembutnya.

“Kau tidak bersalah apapun anakku. Berjuanglah untuk impianmu, kami akan mendukungmu,” ucap ibu Jun Hoe kepadanya. Jun Hoe tersenyum, tapi hatinya menangis.

Eomma! Izinkan aku menjadi pahlawan untuk eomma dan noona, sebagai pengganti ayah…”

***

Tiga bulan telah berlalu. Akhirnya, Jun Hoe akan debut sebagai seorang anggota boy group. Ia terpilih menjadi vokal utama. Ia berlatih keras, memperbaiki kekurangannya, bersama anggota lain dari grup yang sama dengannya.

Mereka mempersiapkan debutnya dengan matang.

***

Waktu yang ditunggu telah datang. Dimana Jun Hoe dan yang lainnya resmi debut. Album yang sudah dipersiapkan akhirnya terjual dengan cepat. Lagu yang mereka rilis memuncaki chartchart acara musik.

Seiring waktu berjalan, grup itu telah menjadi sangat terkenal. Mendapat gelar pendatang baru terbaik dan juga mendapat berbagai penghargaan.

***

Kesibukan Jun Hoe bertambah. Ia senang dengan kegiatannya sekarang. Ia berjuang dari nol untuk keluarga yang masih ia punya saat ini. Terlebih ia berfikir untuk selalu membahagiakan ibu dan kakaknya yang berjuang dan bertahan untuknya.

Tiba suatu hari, Jun Hoe dan grup nya akan mengadakan sebuah konser, yang khusus untuk para artist dari agensi tempat ia bernaung. Ia mengundang ibu dan Hye Sun untuk datang. Konser pertama yang ia jalani. Seharusnya ada ayah bersamanya, karna ia berjanji kepada ayahnya untuk melakukan ini semua.

***

Jun Hoe’s .POV

Akhirnya hari ini tiba. Aku akan bernyanyi di panggung untuk sebuah konser. Tidak pernah aku memimpikan ini. Aku mengundang eomma dan noona. Aku sudah berada di panggung untuk bernyanyi solo. Lagu yang ku nyanyikan ialah lagu para sunbae dari agensiku. Aku melihat eomma dan noona dari atas panggung. Tiba-tiba aku merasa hatiku sangat perih. Aku merindukan abohji. Seandainya abohji masih berada di sini dan melihatku, ia pasti akan sangat bangga padaku. Air mataku hampir menetes mengingat abohji. Aku menenangkan diri.

Alunan musik mulai berdenting. Aku dengan seksama mendengarnya, aku tidak ingin terlihat sangat jelek. Ku nyanyikan lagu pilihanku dengan tenang. Aku mengingat abohji lagi. Aku tidak mampu menahan nya. Perasaan ini akan seakan meluap dari hatiku.

***

Eomma’s .POV

Aku melihat putraku di atas panggung, bernyanyi. Sangat menyenangkan melihatnya mewujudkan impiannya. Hanya saja, aku sedikit menyesal, ayahnya sangat ingin melihatnya menjadi seorang arsitek. Tapi biarlah, kami tidak ingin memaksakannya.

Aku mendengar ia memulai lagunya, beberapa bait lagu ia nyanyikan, wajahnya terlihat menahan tangis. Aku menatapnya penasaran. Ku lihat ia dari jauh, ia meneteskan airmata lagi. Aigoo, putraku… Ia pasti sangat merindukan ayahnya. Lagu yang ia nyanyikan bertema surga tempat dimana orang yang dicintai berada. Bagaimana kau tak menangis jika lirik lagu mu berisi kerinduan kepada ayahmu nak?

***

Hye Sun’s .POV

Yah, adikku satu satunya bernyanyi di panggung. Impiannya. Keinginannya. Harapannya. Ia berjanji menolong keuangan keluarga kami ketika ia akan memulai hidup sebagai penyanyi. Aku dan ibu tidak berharap banyak. Hanya saja kami akan tetap mendukungnya apapun yang terjadi.

Aku melihatnya bernyanyi sebuah lagu dengan makna yang mendalam, ia pasti merindukan ayah.

Dear Aboji,

Actually, I’m insecure and scared everyday

But thinking how you’ll be proud of me now

I greeth my teeth with strength

And walk another step forward…

 

Even if I wipe the dusty photo alhum, In which we’ve laughing together

You’re gone far away…

Just occasionally you come to my side

Dont worry, I’m fine in my own way

 

When people ask, I pretend to not even miss you

I cant hide it, the emptiness you left behind is still big

But time has passed and I’ve grown up a lot too

I’m alive to make the dream come true that you couldn’t fulfil

 

If I look at the mirror, I see my self in it

If I look at my self in it, I see you in me

If I look at you, I see my self in you

Sebuah lagu yang adikku telah nyanyikan. Aku tak mampu menahan air mataku mendengar betapa ia mengenang ayah dalam tiap harinya. Aku pun melihat ibu yang terisak. Ku peluk ibu, kami menangis bersama.

“Untuk Eomma dan Noona, mianhaeyo, saranghaeyo… aku akan berusaha menjadi seseorang yang berguna untuk kalian. Jangan khawatir, tetaplah di sampingku,” ketika aku mendengar Jun Hoe mengatakan hal itu, kami semakin terisak. Semua penonton konser tersebut merasakan hal yang sama dengan kami, mereka terlihat sedih.

Ternyata Jun Hoe turun dari panggung, dan berjalan ke arah kami. Ia mengusap air mata yang jatuh dari matanya. Adik kecilku, kau menahan kesedihanmu sendiri. Maafkan kami. Dia datang dan memeluk kami erat. Kami bertiga menangis dan disaksikan ratusan penonton konser tersebut.

***

Jun Hoe’s .POV

Aku melakukan hal yang sama sekali di luar kendaliku. Aku berjalan ke arah mereka. Menangis. Ah, pabo. Aku malah membuat semua orang sedih karena perasaan yang ku tahan sendiri selama ini. Aku memeluk eomma dan noona. Memohon maaf atas kelalaian yang ku lakukan.

Eomma, noona, izinkan aku menjadi pahlawan dalam kehidupan kita sekarang ini. Aku berjanji tidak akan mengecewakan kalian. Aku akan berusaha menjadi yang terbaik. Abohji, lihat aku dari sana, dari tempat dimana ada kemurnian cahaya, aku akan menjaga eomma dan noona untuk abohji. Aku akan berusaha abohji, saranghae…

***

END

 

 

Annyeonghaseyo yeorubun 😀 mianhae mianhae, saya telat sudah menyelesaikan ff event yang kedua ini 😀 jika ada typo mohon di maklumi, jika ada kekurangan harap di maafkan. Ff ini terinspirasi dari sebuah lagu, yang berjudul HOME, kalo penasaran, ntar aku kasi tau deeeh siapa penyanyinya… buat yang penasaran segera tanyain saya di komen-an bawah *ga ada yang penasaran wehee wkwkwk* dan terimakasih untuk Acu ku tercinta yang sudah membantu menyediakan poster 😀 *love you Cuuuu muaaah*

Jadi, maafkan saya dan Bintan yang serba kekurangan dalam pembuatan FF ini hehe 😀 mohon kritik saran like dan komen yaaah reader-nim 😀

Let Me Be Your Hero 😀

Salam Hangat,

Ezra & Vris ❤ ❤

24 thoughts on “[LET ME BE A HERO] SEE THE LIGHT

  1. ceritanya sangt mnyntuh ~ sngguh tak tau knapa ? eli noona hwaiting !!! semangat untuk cerita yg baru

    Like

  2. Sedih sihh ezz 😦
    Kok cocok yaa junhoe sama hyesun jd kakak adik??he berasa feelnya :^)

    Aq baru ini baca ff castnya junhoe..he 😀 walaupun blom bisa ngebayangin si junhoe yg kalem gitu..pdhal aslinya kan cabe yaakk..wkwk
    Tp kerren kok ^^
    4jempol buat kamu :-*

    Liked by 1 person

  3. Hai kak Eli, Bintan, ku datang utk bertandanggg~~

    Simple aja, ini FF sukses bikin aku keingetan sama masalah aku selama seminggu terakhir ini Kangen ayah wkwkwk. Sebenernya hampir mirip kak Acu, aku juga perasaannya halus bgt kalau baca ff atau cerita yg temanya keluarga ini. Kayak berasa berdosa aja wkwkwk
    Overall, cerita ini sempurna, sukses banget beneran deh 🙂 Kusuka dengan alurnya yg emang nyeritain Junhoe dari belum jadi apa2 yg akhirnya emang bisa sukses dan buktiin kata2 nya sendiri, Semoga aku bisa kayak gitu juga, aminnnn~ ><

    Sekian komentarku, salam sayang dariku utk Kak Eli dan Bintan, pyongg~ ❤

    Liked by 1 person

  4. Weee~ gujunee~ kalo ngebayangin dia sedih kujadi keingetan pas YHS ngumumin kalo mereka harus berkompetisi buat jadi iKON. Pedihhh pedihhh 😀

    Pas diawal aku bener2 ngebayangin gujune yang sengak tapi cool dan pendiam itu manja2 ke ayahnyaa. Uhhh.. bener2 langsung sedih pas ternyata akhirnya si ayah mertua/? meninggal hikseu~ ini bener2 kerasa banget kekeluargaannya. Mbak Hye Sun juga suka banget lah, tipe nuna idaman semua dedek2 wkwkw 😀

    Perjuangannya si mas Junet harusnya perlu di kembangkan lagi Eli, Vris. Biar lebih kerasa perjuangannya hehe. Tapi tetep nge-feel kok dan nomu chowaaaa~!

    Thanks atas kerja kerasnya buat event pertama kita ini yaa Eli, Vris~ Sarangeeee ❤ Kutunggu kolab kalian lainnya ❤

    Liked by 1 person

          1. Lah? Minta maaf knpa eli???
            Kita gk tw takdir dan musibah… Kmu gk slah kok,
            Ff kmu kece loh, krena prsaan ku halus aja, mkanya suka kebawa suasana, huahahaaaa, pling lemah sama crta klrga..
            Akhirnya, event colab kita smua selesai ya, senengnya diriku ^^,

            Liked by 1 person

  5. Eli…
    Vris..
    aku baca ini jadi keingetan kisahnya Taeyang. Dia kan pengen jadi penyanyi dan nunjukin pada kakeknya kalo dia bisa. eh nggak taunya, kakeknya belum sempat ngelihat dia sukses.
    huhuhu…sedih. 😦

    Ngebayangin Hye Sun jadi noona Junhoe? ehm…entahlah. kok nggak kebayang ya? mungkin karena Hye Sun sangat baik hati dan Junhoe the sassy maknae.

    kutunggu proyek kolaborasi kalian selanjutnya.

    keep love ❤ you guys from,
    aoko unnie.

    Liked by 1 person

Leave a comment