(TWOSHOTS – PART A) GRAVITY OF LOVE

 

1448460820342 (1)

GRAVITY OF LOVE

 

Cast    : Song Mino (Winner) ll Shim Yi Lin (Eli’s OC) ll Choi Seung Hyun (Bigbang)

Rate    : Teen

Genre : Love – Romance – Happy Life

 

Annyeonghaseyo author-nim + reader-nim. Saya muncul *yeeeeeeeeeeee sorak sorak*. Akhirnya setelah sekian lama saya memendam diri dalam kesibukan kehidupan dunia ini, saya bisa post juga *seneng*. Mohon maaf buat CEO Asti – karna saya baru muncul di page tercinta ini hehehe *kecupAsti. Salam kangen buat semua author, kangeeeeeeen sekaleee tapi jarang bisa nyapa *soksibukpadahalemangsibuk*. Aku mencintai kalian author-nim :* :*

Ini debut nya Shim Yi Lin – Song Mino – Choi Seung Hyun (eLi – Suami kedua – Suami pertama) #digamparkarnamaruk.

Baiklah tanpa berlama-lama, silahkan di baca fiksi derita ini *eeh?*

Masih butuh saran dan kritik, dan seperti biasa, mohon tinggalkan jejak *jejak kaki tangan jempol boleh juga* #digampar.

Duh saya jadi kayak pidato ya wkwkwk *gila sendiri*.

Selamat membaca 😀 :*

 

 ———————————————————————————————————————

 

Summary :

“Karna cinta akan kembali kemana tempat seharusnya ia berada, dan cinta memiliki gravitasi” Song Min Ho

***GRAVITY OF LOVE***

 

“Mino oppa!” teriak seorang gadis dari ujung ruang kelas kepada Mino yang sedang menuju kantin. Mino menatap gadis itu dan segera tersenyum. Gadis itu berlari kecil mendekati Mino.

 

“Aisshh, jangan panggil aku oppa, panggil aku chagy, Yi Lin ku tersayang,” ucap Mino sambil mengacak rambut gadis yang sudah di sebelahnya.

 

Ani, aku tidak mau, weeekk,” ejek gadis itu, kemudian berlari.

 

Hyaaa! Chagy, tunggu aku,” Mino mengejarnya.

 

***GRAVITY OF LOVE***

Bel pulang sekolah berbunyi. Mino terlihat senang. Ia segera keluar dari kelasnya, mencari kekasihnya, Shim Yi Lin, yang juga adalah adik kelasnya. Mereka dipertemukan karna sebuah acara turnamen sekolah.

 

Mino berjalan menuju kelas Yi Lin. Mino memperhatikan seisi kelas, ia melihat Yi Lin sedang tertawa bersama teman-temannya, ia tersenyum. Lalu menghubungi Yi Lin, memberi tanda bahwa ia sudah menunggu Yi Lin di depan kelasnya. Yi Lin keluar kelas, dan segera menemui Mino dengan senyum cerahnya.

 

Oppaaaa, khajja!” ajak Yi Lin.

 

“Panggil aku chagy Yi Lin-ssi­,” Mino merangkul Yi Lin. Yi Lin menggeleng santai. Lagi-lagi.

 

“Hari ini, kita kemana?” Tanya Mino.

 

Oppa ajari aku mengerjakan tugas rumah yang di berikan guru, juseyo,” pinta Yi Lin. Mino menggeleng.

 

“Tidak. Aku tak mau membantu. Kau tak pernah memanggilku chagy,

 

Aishhh oppa. Aku belum cukup umur untuk menggunakan panggilan seperti itu,”

 

Arraso, arraso, kau tidak cukup umur memanggilku chagy tapi cukup umur untuk menjadi pacarku. Benar-benar aneh sekali,” ungkap Mino. Yi Lin hanya tertawa.

 

***GRAVITY OF LOVE***

 

Hari kelulusan tiba. Mino ingin merayakan kelulusannya bersama Yi Lin.

 

Oppaaaaa!!!” teriak Yi Lin dari kejauhan. Mereka yang berada di taman sekolah bergeleng kepala melihat Yi Lin yang sedang kegirangan, kemudian lari menuju Mino. Mino menyambut Yi Lin dengan senang dan merangkulnya.

 

Cukhae oppa!” ucap Yi Lin bersemangat.

 

“Ayo kita pergi ke caffe terdekat. Aku akan mentraktir mu makanan kesukaanmu chagy,” Mino membawa Yi Lin dengan motornya. Yi Lin memeluk Mino yang memboncengnya.

Setibanya di tempat tujuan, Yi Lin memesan makanan kesukaannya. Mino menatap Yi Lin yang terlihat ceria.

 

Chagy… Boleh aku meminta izinmu?” Mino memasang wajah serius.

 

Mwoga oppa? Kenapa serius sekali? sambil Yi Lin memperhatikan daftar menu.

 

“Aku ingin meneruskan kuliahku,”

 

“Itu bagus. Aku mendukungmu oppa. Apa oppa akan melanjut perkuliahan dengan mengambil jurusan kedokteran seperti yang oppa idamkan dari dulu?”

 

“Hm,” Mino memandangi kekasihnya yang berada di hadapannya. Apa yang akan terjadi kepada kekasihnya itu jika Mino mengucapkan kata berikutnya. Ia menarik napas dan mengambil kedua tangan Yi Lin. Yi Lin menatap Mino penuh tanya.

 

“Aku akan kuliah di Inggris. Aku mohon kau menyetujuinya chagy,” pinta Mino. Yi Lin tertegun, selang beberapa menit keheningan mereka, hidangan yang mereka pesan disajikan.

 

Yi Lin tak mengatakan apapun. Ia menahan ledakan besar dari hatinya, yang di ciptakan oleh Mino. Ia menyantap makanannya, seperti tak terjadi apapun. Mino memandangnya.

 

Hyaa oppa! Mari kita makan dan jangan rusak suasana hari ini. Aku ingin merayakan kelulusanmu oppa, jebal, berhentilah menatapku dengan tatapan seperti itu” ucap Yi Lin dengan makanan penuh di mulutnya.. Ya, dialah kekasihku, benar dia, Shim Yi Lin, aku tau ia tak akan mengomeliku saat makan, karna ia sangat menyukai makanan itu, Mino mengangguk dan tersenyum.

 

Dalam perjalanan mereka pulang, Yi Lin sama sekali tidak bicara. Tak biasanya.

 

Oppa, izinkan aku berpikir, tentang permohonan oppa tadi, bolehkah?” Tanya Yi Lin sesudah mereka sampai di depan gerbang rumah Yi Lin. Mino hanya mengangguk. Yi Lin melangkah memasuki kawasan rumahnya. Ia tak menatap Mino.

 

***GRAVITY OF LOVE***

 

Yi Lin sudah tak bertemu Mino lagi di sekolah karna Mino telah lulus. Ia kekurangan semangat belajarnya, apalagi mengetahui Mino akan segera melanjutkan pendidikannya. Menjadi dokter memerlukan waktu yang panjang. Apa Yi Lin sanggup menahan perasaan rindunya kepada Mino, ia memikirkannya. Waktu untuk bertemu Mino juga berkurang karna Mino memang sibuk mempersiapkan dirinya.

 

***

 

“Chagy, aku akan ke rumahmu, bogoshippo… sudah seminggu tak mendengar kicauanmu…”

 

Yi Lin menerima pesan dari Mino. Ia hanya tersenyum membaca pesan tersebut, tak membalas. Karna ia tau, Mino pasti akan datang, dengan atau tanpa izinnya.

 

Beberapa menit kemudian, suara sepeda motor berbunyi di depan halaman rumah Yi Lin, sudah pasti Mino. Yi Lin beranjak keluar, membukakan pintu rumahnya. Benar saja, Mino sudah di depan pintu dengan senyum sumringah yang lebar dan seikat bunga. Yi Lin tersenyum dan berterima kasih, kemudian menarik tangan Mino dan mempersilahkan kekasihnya duduk. Ibu dan Ayah Yi Lin menyambut Mino dengan senyum hangat.

 

Chagy, bisakah kita berbicara di taman saja? Aku sungkan, ayah dan ibu akan mendengar perbincangan kita,” sambil tersenyum malu Mino berbisik.

 

Oppa, haruskah oppa berangkat ke sana? Tidak adakah tempat yang lebih dekat? Aku akan merindukan oppa dan kemudian bunuh diri karna tak sanggup menahan rinduku,” Yi Lin merengek.

 

“Apa aku harus memilihmu dan mengabaikan pendidikan ku yang berguna untuk masa depan kita? Hayo, mau aku menjalani yang mana?” Mino bertanya kembali dan menjahili Yi Lin dengan pertanyaannya. Yi Lin merengek terus menerus.

 

Chagy, percayalah, aku akan menyelesaikan pendidikanku segera, dan pasti akan kembali padamu, meskipun aku tak setiap tahun kembali ke Korea, kau harus tetap menungguku dan setia,” ucap Mino meyakinkan Yi Lin yang sedang memasang wajah jeruk nya. Yi Lin menggeleng, menolak segala perkataan Mino yang bertujuan meyakinkannya.

 

Oppa akan selingkuh dengan wanita seksi yang ada disana! Aku tak ada artinya di banding wanita-wanita keren yang ada disana,” jawab Yi Lin ketus. Sementara Mino tertawa pelan.

 

Wae? Kenapa oppa tertawa?”

 

“Aisshh, kau begitu menggemaskan chagy… akhirnya kau cemburu padaku setelah sekian lama, aaahh, betapa bagusnya perasaan seperti ini,” Mino mencubit pipi Yi Lin dengan gemas. Yi Lin menahan sakit tetapi ia tersipu.

 

“Shim Yi Lin, kekasihku, cinta pertamaku… Aku akan kembali kepadamu. Aku berjanji!” Mino menggenggam erat kedua tangan Yi Lin. Dan sepulang aku dari Inggris, aku akan melamarmu, ku mohon, bertahanlah chagy, Mino tersenyum menatap Yi Lin.

 

Mino menjelaskan bahwa ia akan berangkat minggu depan. Ia menyemangati Yi Lin dan memohon Yi Lin tak melarangnya, karna itu akan membuat Mino gusar nantinya.

 

Waktu berlalu, Mino pamit pulang kepada kedua orangtua Yi Lin. Yi Lin berjalan sedikit lunglai mengantar Mino keluar dari rumahnya. Mino melangkah di depan Yi Lin.

 

Oppa…Jebal khajima…” Yi Lin memeluk Mino yang membelakanginya. Mino menghentikan langkahnya. Yi Lin selama ini tak pernah memeluknya. Ia terkagum dengan kekasihnya ini. Mino tau, Yi Lin masih belum sepenuhnya rela jika ia keluar negri.

 

Khajima… jebaaaal!” Yi Lin mulai terisak. Mino merasa iba, kemudian ia berbalik. Menghapus air mata Yi Lin, memeluknya.

 

“Mianhae chagy, aku harus benar-benar pergi. Tunggulah aku,” Mino mempererat pelukannya.

 

***GRAVITY OF LOVE***

 

Yi Lin mengantar Mino ke bandara. Ia merasa itu adalah hari terburuk dalam hidupnya. Dengan lunglai ia mengikuti langkah Mino yang menarik tangannya. Mino memintanya menemani hingga ia benar ada di pesawat. Yi Lin merengek tak ingin di tinggalkan.

 

Detik-detik terakhir Mino berada disisinya. Yi Lin memandang jam dinding di bandara.

 

“Aku pergi. Ku mohon bertahanlah chagy,” Mino memeluk kekasihnya, dan pergi.

 

***GRAVITY OF LOVE – TO BE CONTINUE***

 

 

 

 

5 thoughts on “(TWOSHOTS – PART A) GRAVITY OF LOVE

Leave a reply to ezraelisabetvip Cancel reply