[The Black Shadow Of iKON] The Rain

[The Black Shadow Of iKON]

The Rain

LatifahNL999 (acu2994) || Ficlet || Mistery – Horror || Teen || Cast : Kim Jinhwan (iKON)

.

.

Cerita murni dari imajinasi saya, jika terdapat cerita yang sama, itu murni tiada kesengajaan

.

.

Disaat hujan turun, bukan hanya manusia yang berteduh. Makhluk tak kasat matapun ikut berteduh.

.

.

 

Jinhwan terbangun ketika petir menyambar di langit malam yang kehitaman dan hujan lebat turun. Suara air yang jatuh di atap rumah dan gemuruh menenggelamkannya ke dalam lamunan panjang, matanya hanya terbuka separuh. Di ruang gerak yang sempit, bola matanya terus bergerak memeriksa setiap sudut kamarnya.

Entah kenapa ia jadi teringat dengan cerita ibunya pada saat ibunya masih muda. Jinhwan pun memastikan, jika mitos orang tua jaman dulu tidak berlaku lagi di generasinya kini.

Dimana mitos ketika hujan turun deras di malam hari, ada makhluk tak kasat mata juga berteduh di depan rumah atau masuk ke dalam rumah.

Jinhwan menguap kecil lalu perlahan-lahan merebahkan tubuhnya di tempat tidur yang hangat. Matanya sudah tidak bisa terbuka lebih lama lagi. Ia menarik selimutnya hingga dada karena sapuan angin akibat hujan menyeruak dari ventilasi kamarnya.

Izinkan aku berteduh….

Sebuah suara berbisik tepat di telinga Jinhwan. Ia bergegas memutar kepalanya ke kiri dan ke kanan. Ia duduk kembali.

Izinkan aku berteduh….

Suara itu kembali terdengar bersamaan dengan hembusan angin dingin yang menerpa wajah Jinhwan. Ia mengalihkan perhatiannya ke sisi lemari. Tidak ada apa-apa di sana.

Jinhwan tidak dapat menyembunyikan rasa takutnya. Tubuhnya mundur hingga menyentuh sandaran tempat tidurnya. Ia mengumpat sumpah serapah di dalam hatinya. Kenapa mitos itu masih berpengaruh digenerasinya. Dan sialnya kenapa hujan harus turunnya di malam hari.

Perlahan-lahan ia menurunkan posisi tubuhnya kembali, kemudian meraih selimut. Mungkin keputusan terbaik adalah mencoba untuk tidur kembali. Jinhwan menghela napas panjang lalu memejamkan matanya.

Ternyata tidak semudah itu. Kelopak matanya tak bisa diam, bergerak-gerak seperti permukaan air yang berombak. Bola matanya bergerak gusar ketika suara itu lagi-lagi terdengar.

Petir menyambar langit hitam, dan membuat Jinhwan terperanjat kaget. Ia membuka matanya lalu bergegas menoleh ke samping. Seseorang berbaring tepat di sisinya, menatap langsung ke matanya. Tiba-tiba tekanan darahnya naik sampai puncak lalu turun sampai titik terendah.

Ia mendorong tubuhnya sendiri hingga terpelanting ke lantai, ia buru-buru bangkit takut makhluk itu menyerangnya.

Peluh keringat sudah membanjiri sekujur tubuh, napasnya terputus-putus. Kini detak jantungnya jauh di atas batas normal. Jika ia tidak bisa menenangkan diri, maka jantungnya bisa menyerah kapan saja. Sekuat tenaga ia berusaha menenangkan dirinya.

Sosok itu melesat cepat ke arah jendela, sedetik kemudian suhu kamarnya kembali normal. Kamarnya yang sebelumnya tampak remang-remang kini kembali terang dan sunyi, hanya suara degup jantung dan napasnya yang terengah-engah yang terdengar.

Jinhwan menarik napas panjang lalu ia memejamkan matanya sambil mengembuskan napasnya perlahan. Ia kembali memeriksa setiap sudut kamarnya. Tidak ada tanda-tanda kehadiran sosok makhluk itu lagi. Ia mengusap dada dengan perasaan lega.

Tapi, Jinhwan kembali terkesiap ketika petir kembali menyambar, sedetik kemudian cahaya putih terang menerangi kamarnya. Tepat di jendela yang ditutupi gorden putih, sosok bayangan hitam berbekas, bayangan yang diam dalam senyap, membuat Jinhwan langsung menjerit ketakutan.

“EOMMA!!!!”

 

#End