[Let’s Grow Together] The Only Exception

The only exception

Collaboration by Heerara & Putri Pucuk

WINNER

Brothership, Friendship, Angst, … || Oneshot || PG-15

Warning: Unexpected plot twists ahead!

“Karena hasil kerja keras dan debut kalian yang luar biasa, maka dari itu aku memberikan kalian libur satu hari sebelum kita memulai tur konser di Jepang nanti. Lakukan sesuka kalian tapi jangan sampai merepotkanku.”

—-Yang Hyun Suk

 

Kelima orang itu keluar dari ruangan yang bertuliskan ‘PresDir Yang Hyun Suk’ dengan air wajah yang biasa bahkan terkesan datar dan tidak ada gairah. Satu di antaranya tampak terlihat gelisah dan satunya lagi kelewat antusias, terbukti dengan kedua sudut bibibirnya yang tertarik lebar bahkan semakin lebar hingga rekan satu timnya yang lain takut jika bibirnya bisa robek.

“Ini luar biasa, bukan? Kita diberi libur!” Seunghoon berkata dengan suara kuat, nyaris berteriak jika saja Jinwoo tidak memukul kepalanya. Mengingatkan rekannya itu agar tidak membuat keributan hanya karena perkara libur.

“Tidak ada yang istimewa, hyung. Itu hanya satu hari libur.Bahkan aku ragu kalau itu bisa dianggap libur. Yang sajang tidak memikirkan betapa kerasnya kita menyiapkan debut itu, dan kau anggap itu sepadan?” sahut Seungyoon mencibir.

“Sudahlah. Bersyukur saja jika kita diberi lain meskipun hanya 1 hari. Yang lain juga belum tentu mendapat libur seperti kita.” ucap Mino berusaha terlihat bijak meskipun ia sendiri juga kurang senang dengan libur yang hanya 1 hari saja. Tapi mau apa lagi? Mendapat liburan saja sudah bagus mengingat bahwa mereka masih rookie.

“Kita butuh refreshing, omong-omong. Bagaimana jika besok kita pergi bersama? Ke luar negeri? Jepang? Inggris? Italia? Atau ada saran lain?” Seunghoon bertanya dengan antusias. Kelewat antusias malahan yang membuat Jinwoo sedikit berang dan kembali memukul kepala pemuda itu sekali lagi-kali ini lebih keras-membuat Seunghoon mengaduh kesakitan dan melotot ke arahnya.

“Kenapa kau memukulku, hyung?!”

“Aku ingin mengembalikan akal sehatmu, bodoh. Berterima kasihlah pada hyung-mu ini. Lagipula kita hanya diberi libur 1 hari, jadi jangan terlalu berlebihan untuk pergi ke luar negeri.”

Seunghoon membungkam, dalam hati mengomel, megeluarkan serampahan kata-kata yang bisa membuat telinga orang suci sekalipun menjadi kotor, dan juga sedikit membenarkan perkataan Jinwoo. Idenya yang memang kelewat berlebihan tapi Seunghoon hanya ingin menghabiskan waktu bersama member Winner yang lain.

“Lalu kita ke mana? Ada rencana?” tanya Seunghoon

“Aku akan tidur sepanjang hari besok.” jawab Mino bermaksud membuat Seunghoon jengkel.

Seungyoon mendecih kemudian menghela nafas panjang, “Sebaiknya kita membereskan dorm saja. Dorm kita kurang perhatian, omong-omong”

Seunghoon mencibir dan melirik Seungyoon sinis. Jujur saja, siapa yang ingin bersih-bersih di hari libur, huh? Apalagi mereka ini jarang di berikan hari libur. Setiap hari diisi oleh jadwal padat, latihan, jadwal padat lagi dan latihan lagi. Jadi wajar saja jika Seungyoon sangat bersikeras ingin pergi ke mana saja dan tidak melakukan apapun seharian yang membuat tenaga dan emosinya terkuras.

“Aku akan berkeliling Seoul besok. Ada yang ingin ikut?” Seunghoon kali ini bertanya, berusaha membuat penawaran dengan saudara-saudaranya itu.

“Tidak.” jawab Seungyoon, Mino dan Jinwoo bersamaan, membuat Seunghoon seketika merasa semakin jengkel dan mulai mengeluarkan serentetan omelan tentang pentingnya kerja sama dan kebersamaan tim yang disambut dengan cepat oleh cibiran Seungyoon dan juga Jinwoo.

Sementara ketiga orang itu berdebat, Mino menghentikan langkahnya, membuatnya sedikit ketinggalan dari membernya yang lain. Lelaki itu terhenyak sejenak dan melempar pandang pada keadaan di sekelilingnya.

“Mino-yaa, ada apa?” tanya Seunghoon yang menyadari ketika Mino berhenti di tempatnya.

“Dimana Taehyun?”

Pertanyaan Mino barusan membuatnya ketiganya terdiam dan melempar pandang satu sama lain.

“Bukankah tadi dia keluar dari ruangan sajangnim bersama kita?” tanya Seunghoon.

“Kalian bertiga duluan saja ke mobil. Aku akan mencari Taehyun.” Mino meninggalkan ketiganya dan mulai menyusuri jalan yang mereka lewati.

Taehyun memang kelewat aneh menurut Mino. Sebenarnya tidak sepenuhnya aneh. Mino cukup mengenal Taehyun dan mereka lumayan sering bersama sebelum debut. Ia anak yang ceria dan easy-going, berkepribadian yang disukai Mino. Tapi itu semua berubah semenjak sebut. Taehyun menjadi pendiam dan suka menghilang tiba-tiba seperti saat ini misalnya, membuat manajer dan member lain takut setengah mati jika sesuatu terjadi padanya.

Mino berani bersumpah jika jantungnya hampir saja lepas dari dadanya melihat Taehyun yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

“Brengsek, Taehyun! Kau membuatku hampir mati berdiri.” sembur Mino dengan nafas terengah-engah. Lelaki itu setengah membungkuk, memegang dadanya yang berdenyut kuat dan tidak teratur. Tertegun merasakan sensasi keterkejutan yang masih membekas dan menjalari tubuhnya. Untung saja jantungnya dipagari oleh tulang rusuk, jika tidak, mungkin benda itu akan melompat keluar dari dalam tubuhnya.

“Maaf, hyung. Aku tidak bermaksud membuatmu terkejut.” ucap Taehyun pelan, membuat Mino mendelik sebal ke arahnya.

“Dari mana saja kau? Kenapa menghilang tiba-tiba?” Mino bertanya, memperhatikan pemuda itu hingga obsidiannya menangkap suatu gelagat yang aneh dari diri Taehyun.

“Aku dari toilet, hyung. Panggilan alam mendesakku dari sejam yang lalu.”

“Kau sakit?” Mino bertanya kembali, kali ini air wajahnya khawatir. Mino menempelkan telapak tangannya di dahi Taehyun kemudian menyesuaikan dengan suhu tubuhnya sendiri.

“Kau tidak sakit. Kau sehat.” Mino berasumsi sendiri, menimbulkan kekehan geli dari Taehyun.

“Tentu saja aku sehat, hyung. Aku tidak sakit.”

“Tapi wajahmu terlihat pucat.” sembur Mino merasa di anggap orang gila karena mengungkapkan prediksi salah tentang orang lain.

Well, aku tidak apa-apa, hyung. Sungguh. Sebaiknya kita menyusul member yang lain. Ayo~”

Taehyun menarik tangan Mino dan setengah berlari menuju mobil mereka yang berada di basement bawah, hingga akhirnya netra Mino menangkap suatu objek yang menarik perhatiannya di baju Taehyun. Memang hanya setitik noda tapi tampak sangat kontras dengan baju berwarna putih itu.

Darah?

***

Hyung! Sudah kukatakan padamu untuk berhenti makan!” Seungyoon berteriak nyalang ke arah Mino, menimbulkan delikan mematikan dari lelaki yang tengah menghabiskan serpihan-serpihan terakhir keripik kentangnya siang ini. Seungyoon memungut bungkus sisa snack yang bertebaran di lantai. Sedangkan Mino dan Seunghoon tengah santai menonton televisi dan membiarkan leader mereka membereskan segala kekacauan di dorm mereka.

Hari libur yang sangat santai, omong-omong.

“Makan adalah hidup, Seungyoon-ahh~” jawab Mino sekenanya, di sambut cengiran oleh Seunghoon di tempatnya.

“Tapi kau akan menjadi gemuk, hyung. Kau akan menjadi segemuk babi.”

“Berhenti mengataiku segemuk babi, leader! Aku tidak segemuk itu!”

“Aku tidak pernah mengatakan bahwa hyung segemuk babi. Aku hanya mengatakan kalau hyung akan menjadi segemuk babi jika hyung makan terus menerus.”

“Tapi 5 bungkus snack tidak akan membuatku menjadi segemuk babi!”

“Tapi akan datang saatnya bahwa hyung akan segemuk babi!”

“Aku tidak akan pernah gemuk!”

“YA! Hentikan!” Seunghoon berteriak keras dan melempar 2 bantal sofa yang dipeluknya ke arah Mino dan Seungyoon. Tepat sasaran dan menimbulkan pekikan dari keduanya.

“Bisakah kalian tenang sedikit? Hari ini episode terakhir drama favoritku!” Seunghoon melotot ke arah keduanya meskipun maniknya itu tidak begitu mampu terbuka lebar, tapi cukup seram kok. “Aku akan menendang kalian berdua jika masih memperdebatkan hal segemuk babi.”

Seunghoon kembali bersandar di sofa dan melanjutkan menonton kembali drama yang sempat tertunda. Mulutnya kembali mengeluarkan omelan karena ketinggalan jalan cerita yang menurutnya sangat penting.

Atensi Seunghoon tersedot oleh Taehyun yang baru saja keluar dari kamarnya, berpakaian lengkap dan sebuah tas tersampir di pinggangnya. Wajahnya terlihat sangat cerah seolah-olah baru saja mendapatkan undian ratusan juta won. Sangat kontras dengan pakaiannya yang serba hitam untuk hari secerah ini.

“Kau mau ke mana, Taehyun?” tanya Seunghoon.

Taehyun menoleh ke arahnya dan manik keduanya bertemu, menimbulkan sensasi aneh dalam diri Seunghoon dan juga ketakutan tersendiri sesaat yang menjalari syaraf di seluruh permukaan kulitnya, seakan tatapan Taehyun saja cukup untuk mengalirkan ribuan volt listrik dalam tubuhnya. Seunghoon memutuskan kontak mereka dan merenungi apa yang baru saja terjadi.

“Ke kantor.” jawab Taehyun singkat sambil berjalan ke arah dapur, mengambil sebuah botol minuman dingin lalu sepatunya yang terdapat di ruangan di samping dapur. Lelaki itu membawanya ke arah pintu depan dan memakai sepatunya dalam heningnya.

“Kau akan ke kantor? Bukankah Jinwoo hyung juga sedang ke sana? Kenapa tidak sekalian saja?” Mino bertanya sambil melirik ke arah Seunghoon yang tertunduk dan ke arah Seungyoon yang di jawab anggukan saja.

Taehyun sedikit menoleh ke arah Mino dan dahinya berkerut samar, memikirkan sesuatu di balik kepala indahnya itu. Sudut bibirnya membentuk sebuah senyum samar yang tidak akan di ketahui siapapun. “Aku tidak tahu jika Jinwoo hyung akan ke kantor juga. Akan kutemui dia nanti.”

Taehyun pergi dari ruangan itu dengan sejuta kesan dan aura yang aneh hingga akhirnya pintu ruang depan tertutup, Mino segera bangkit dari sofanya dan memukul pelan kepala Seunghoon yang sedari tadi tertunduk.

“Ada apa denganmu?”

“Entahlah, hyung. Tapi entah kenapa, aku merasa takut dan juga aneh ketika menatap Taehyun tadi.”

“Takut dan aneh kenapa?”

“Ini hanya pemikiran bodoh, hyung..” Seunghoon menggigit bibir bawahnya dan gelisah. “Aku merasa Taehyun seperti pembunuh, sungguh..”

***

Jinwoo baru saja menyelesaikan latihan fisiknya di gym milik YG. Kala langkahnya baru saja terayun, rungunya mendadak terinterupsi  oleh sesuatu.

Refleks mengizinkannya untuk sekadar memeriksa sekitar dan menajamkan kelima indranya.

“Jinwoo hyung…”

Pemuda yang dipanggil namanya itu tersentak

“YA! NAM TAEHYUN! BISAKAH KAU MUNCUL TANPA MENGAGETKAN ORANG LAIN?!”

“Mianhae, hyung”

Taehyun menyeringai kecil.  perlahan-lahan ia berjalan mendekati pemuda yang mengomelinya tadi. Jinwoo melihat taehyun menyembunyikan sesuatu di balik badannya, seketika instingnya memaksa kedua kakinya untuk mundur, menjauhi taehyun dengan seringaian yang masih menghiasi bibirnya sampai punggung Jinwoo menabrak dinding dibelakangnya. Seringaian di bibir taehyun berubah menjadi kikikan-kikikan kecil.

“Ya-yah.. Na-nam Taehyun…”

“Waeyo, hyung? Kenapa hyung menjauhiku?” Seringaian kembali hinggap di bibir Taehyun.

Perlahan, Jinwoo menyadari apa yang disembunyikan Taehyun. Sebilah besi berujung tajam yang Jinwoo kenal sebagai sebuah… pisau.

Semuanya terjadi begitu cepat, Jinwoo bahkan tidak menyadari Taehyun semakin mengikis jarak di antara mereka berdua hingga ia bisa merasakan sebuah benda tajam menembus perutnya. Setelah itu Jinwoo tidak dapat melihat apapun selain kegelapan.

Taehyun yang melihat anggota bandnya terkapar-dengan-pisau-yang-tertancap-di-perutnya, tidak menunjukkan tanda-tanda penyesalan. Tatapannya kosong seakan ia tidak memiliki hati untuk mengasihani pemuda sekarat yang ada di depannya saat ini.

***

“Kim Jinwoo kehilangan terlalu banyak darah. Kami akan berjuang sebisa kami, tetapi hanya waktu yang dapat menjamin keselamatannya.”

Kata-kata dokter yang menangani Jinwoo berputar-putar di dalam kepala para member Winner lainnya. Keheningan menyelimuti ruangan tempat mereka berkumpul, pemuda-pemuda yang ada di dalamnya tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Mereka terlalu sibuk memikirkan apa yang terjadi pada Jinwoo, belum lagi para Inner Circle yang menuntut pernyataan resmi tentang kondisi Jinwoo. Mereka bahkan tidak menyadari bahwa penyebab semua kekacauan ini ada diantara mereka. Kriminal berwajah malaikat dengan nama Nam Taehyun.

“Bagaimana bisa tidak ada petunjuk sama sekali tentang si pelaku?” Geram sang leader dengan nada frustasi

“Pisau yang ada di perut Jinwoo-hyung bersih tanpa sidik jari, di area itu juga tidak ada kamera CCTV. Kurasa pelakunya benar-benar profesional, hyung.” Seunghoon menjawab dengan ekspresi sok-detektif-nya

Yang tertua di antara mereka hanya bisa menundukan kepala sambil menutup wajahnya “Entahlah, aku tidak bisa berpikir jernih lagi.”

“Aku akan pergi ke atap. Aku butuh udara segar. Seunghoon, kau ikut?” Seungyoon beranjak dari tempat duduknya.

Pemuda yang dipanggil namanya mengangguk kecil dan menyusul sang leader.

Suara lain menyahut, “Seungyoon hyung, aku ikut.”

***

Sesampainya di atap, hanya desisan-desisan angin yang menyambut Seungyoon, Seunghoon, dan Taehyun.

Seunghoon dan seungyoon memilih duduk di pinggir atap gedung bertingkat enam itu, membiarkan kaki mereka bebas bergelantungan tanpa rasa takut. Leader dan main dancer itu tidak memperhatikan apapun lagi, mereka sudah tenggelam dalam pikiran-pikiran yang membanjiri kepala mereka.

Jika kedua pemuda itu sedikit memperhatikan, mungkin mereka akan menyadari tatapan dan seringaian mengerikan yang ditujukan pada mereka berdua. Dan bila mereka lebih awas lagi, mungkin mereka akan menyadari bahwa taehyun sekarang berada di belakang mereka, bersiap untuk mempertemukan ajal pada kedua hyung nya sendiri.

***

Setelah menyelesaikan “urusan”nya, Taehyun kembali ke dorm dengan wajah ketakutan, seakan yang baru saja membunuh Seungyoon dan Seunghoon bukan dirinya.

Hyu-hyung, lo-lompat… me-mereka be-berdua… bu-bunuh di-diri.”

“Mwo?! Ya! Nam Taehyun! Kau gila? Kau tahu ini bukan saat yang tepat untu bercanda kan?!” Mino menarik kerah Taehyun dan menatapnya tajam.

Hyung yang gila jika berpikir aku masih bisa bercanda di saat seperti ini. Aku melihat kedua hyung ku bunuh diri dan hyung pikir aku masih bisa bercanda?!”

***

“Media kembali dihebohkan oleh kematian kedua member boyband maknae YG, WINNER, Kim Seunghoon dan Leader Kang Seungyoon. Dugaan terkuat saat ini adalah kedua pemuda itu melakukan bunuh diri dengan melompat dari…”

PAT!

Sebelum pembawa berita sempat menyelesaikan laporannya, Mino dengan cepat mematikan benda elektronik berbentuk persegi panjang itu. Ia tidak mau mendengarkan kejadian tragis yang terjadi pada kedua anggota band nya.

Mino terdiam.

Kemarin, di tempat yang sama dan waktu yang sama seperti saat ini, Seunghoon dan Seungyoon masih duduk bersamanya membicarakan tentang Jinwoo, yang keadaannya semakin hari semakin memburuk.

Seungyoon dengan karisma leadernya, dan Seunghoon dengan gaya sok tahunya.

Saat ini, hanya tersisa dirinya yang hanya bisa menangisi kepergian kedua pemuda itu, seorang diri.

Ia bisa merasakan, perlahan tapi pasti, Taehyun mendekatinya dengan langkah hati-hati, seakan ragu akan langkah kakinya sendiri.

Hyung,” Taehyun itu mendekap hyung kesayangannya, menyalurkan ketenangan dari tangannya yang saat ini mengusap punggung pemuda yang ada di dekapannya.

“Bukankah lebih baik seperti ini, hyung? Kau sebagai main rapper dan aku sebagai main vocal. Hanya kita berdua”

Perlahan-lahan seringaian mulai terbentuk di bibir Taehyun.

END

 

Aakkkk!! akhirnya selesai juga ini!! *peluk kak putri*

Awalnya ff ini berantakan banget, terus jatuh ke tangan orang yang benar (baca : kak putri) akhirnya bisa menjadi fanfic yang layak baca 😀

Don’t forget to review 🙂

-Heerara & PutriPucuk-

 

22 thoughts on “[Let’s Grow Together] The Only Exception

  1. Halooo writers (?) Hahaha xD Aku pengen komen tapi nggak tau mau ngomong apa. Habisnya bayangin mas-rambut-belah-tengah nusuk jinu oppaku pake piso udah cukup bikin emosi lahir batin wakakak 😀 curhat ya, dari awal tau winner, aku bingung kalo ada nama seunghoon sama seungyoon jejeran xD bisa kebalik gitu bayangin mukanya hahaha maafkeeuuun yaak tapi overall ini kerennn genrenya berjalan seiring dengan kalimat yang ditulis (?) mulai dari komedi terus saiko terus…yaoi? Wkwk xD

    Like

  2. Aku… YA AMPUN NAMSONG! KALIAN!?!?

    Taehyung emang pas ya jadi psycho psycho gitu apalagi buat Mino HAHAHA. Aku suka sama jalan ceritanya, agak kesel sih sama Taehyun minta aku lelepin di lumpur hisap tapi yasudah biarkan saja lah ya, yang penting tulisannya bagus 👍👍

    Like

    1. Wkwkwk maapkan kami yang menistakan Taehyun senista-nistanya gini XD

      Iya kak, lelepin aja, lelepin *sodorin Taehyun

      Makasii udah baca + komen kak Sherrr 😀 😀

      Like

  3. what the….
    astaga! ini sungguh twist! dan sangat setuju dengan komen di atas, kenapa ini terkesan Yaoi ya?

    Yoon, Hoon…andwae…kalian kenapa mati di tangan @heerara & @asteriaesmerald? seharusnya aku duluan yg nistain kalian.. *eh?

    IDK. Ini sungguh cerita beda ama yg lain. beda dan fresh! jadi kepikiran ngajak kolaborasi cerita horor psycho sama kalian. hahahahaha…. kontak aku saja ya 😉
    *dah..kak Aoko nawarin diri? siapa yang ngajak?? wkwkwkwkwk…

    kutunggu kolaborasi keduanya ya..
    🙂

    Like

    1. Haloohh kak Aokoo 😀

      Padahal ini sama sekali gak bermaksud buat Taehyun keliatan flamboyan gitu ._. tapi kalimat terakhir itu emang sedikit sesuatu yak XD

      Wkwk ayoayoo kak kita bikin psycho yang berdarah2 (?)

      Makasii udah baca+komen kak Aoko ❤

      Like

  4. Demi Tuhan, apa ini? Itu Taehyun Psyco apa pelangi (sensor) hihi
    Tapi crtanya bagus, mskipun agak ngeri ya ngebayangin taehyun nusuk perut jinwoo pakek besi. Aw ngilu.

    Good job author (y)

    Like

    1. Annyeongg kak 😀

      Iya kak, taehyun psycho… gorok saja dia.. *eh
      Jangan dibayangin kak, biarkan jinwoo saja yang merasakan perihnya XD

      Makasih udah baca+komen kak 😀

      Like

  5. apa cuma aku yang ngerasa ini kayak FF Yaoi? 😂😂😂 tapi bagus sih, jarang nemu FF kayak gini, pas pertama baca ternyata Taehyun is killer itu kece bgt(?) wkwkwk nice for the both author!

    Like

    1. Bhaks… gak cuma kamu kok, aku juga ngerasa gitu. Apalagi kalimat terakhirnya Taehyun itu lohh… Ya kan? Ya kan?? Wkwk XD

      Makasih udah baca + komenn 😀 😀

      Like

  6. Raraaa! Kakakmu yang unyu ini datang!!

    Inikah ff yang selama ini kamu galaukan, Ra?? :3
    Jadinya bagus kok Ra… apalagi bagian babi-babinya Mino sama Seungyoon. nguquq sekaleh… 😀

    Terus, kamu masih dua esempe dek, kenapa keren banget kalo buat psycho gini?? ><
    Ratingnya PG-15 kamunya 14 taon.. kamu gaboleh baca neh, Ra! Pulang sonoh… /tendang

    Like

  7. Pertama baca ini kukira genrenya bakalan komedi, sukses bikin ngekek di awal-awal sebelum gilanya Namtae mulai keliatan hikseuu~
    Jebaaaaalll!! cemcemannya Chani kenapa nista sekali rara, putri. Kesian bangett dia udah semangat2 ngajak ke Seoul tapi kaga ada yg mau ikutan. SAKIT PASTI YA MAS HOON PEDIH KAN YAA :”””

    Ini kenapa lagi kaesye sama mino ngomongin babi gemuk? Anjer w merasa percakapan mereka sungguh penting :”’ perlu banget ngomongin begituan sampe ngotot2. Lu apakek mas kaesye ngomongin masa depan kita berdua ketimbang ngebahas fattie pig njir syedih kan jadinya 😀

    Tapi nih yaa, pas udah masuk part2 pas sakit jiwanya namtae muncul, bener2 kerasa psyconya. Merinding ngebayangin penggambaran kalian tentang smirk sama tatapannya namtae. Suksessss bikin chanie pen buru2 masuk kamar jinan/eh engga, itu dosa ._.
    Suka banget kalian pake genre ini, bener2 diluar ekspetasiku yang ngira ini cerita bakal sweet. w kegocek sama cover woyy~ brothersip, friendship, angst,(…..) JADI INI TITIK2NYA EMANG SENGAJA BIAR READERSNYA KEGOCEK? sungguh keji ;;;;;;((((

    Miyane2 hajima yaa asti ngerusuhnya kebangetan disini, w suka banget sih hikseu~ pankapan kolab lagi yaa fic psyco cem gini. Kutunggu~
    Thanks udah partisipasi di event ini~ Sarangeee Putri, Rara ❤

    Like

    1. Emaakk… 😀

      Abis mas hoon wajahnya pasrah dan legowo gitu, jadi enak membully dan menistakannya *evillaugh

      Dan bagian babi2 itu idenya kak putrii… rara sendiri ngakak bacanya xD

      Yakk… chani jangan masuk kamarnya bang jinan, ntar khilaf *eh

      IYAA MAK… ITU EMANG SENGAJA GAK DITULIS GENRE PHSYCO-NYA… BIAR READERS GAK MENGIRA BAHWA ADA ADEGAN SADIS YANG MENUNGGU MEREKA >:D

      Makasi udah baca+komen makk… ❤ ❤

      Like

  8. Rara, puput.
    Ini kenapa tae2 q jdi psyco gtu, egois sekali coba T_T
    aku udh lucu aja pas baca kata “Segemuk babi” ech, tau2nya.
    Aah, ya syudah lah.
    Akhirnya, kita berhasil menyelesaikannya, setelah saling curhat krena terkena WB XD XD

    Like

Leave a comment