[Oneshot] Misunderstanding

misre

Storyline by Isha // Artwork by Mona Park

Title : Misunderstanding

Genre : Romance, Drama

Length : Oneshoot (1678 words)

Casts : Choi Seunghyun (T.O.P) , Kim Nara (OC)

Disclaimer : Fanfiction ini telah dipublish di bacafanfic.wordpress.com dengan judul dan jalan cerita yang sama.

***

Hari ini, kado yang akan kuberikan kepada Seunghyun lengkap sudah. Aku tersenyum puas setelah menaruhnya kedalam kotak kado yang kubeli dan juga membubuhinya dengan kartu ucapan selamat ulang tahun.

“NARA YA!!AKU PULANG!!” teriak Seunghyun berhasil membuat gerakanku secepat kilat.

Kudorong kotak kado tersebut kebawah kasur lalu segera berlari keluar kamar dan berjalan sambil berusaha mengatur nafas agar tidak terlihat begitu panik.

“Hai tampan.” Sapaku ringan sebelum mendapatkan kecupan ringan di bibir dari Seunghyun.

“Kangen, bagaimana dengan makan malam di Sky Lounge?” Tanya Seunghyun.

“Maaf..aku ada urusan..” jawabku kecewa.

“Tidak apa, tapi hari ini aku menginapkan?” tawanya kecil sebelum menyerangku dengan kelitikannya.

***

Sesaat setelah pintu kafe tertutup, aku merasakan hawa penghangat menyerangku dan memberikanku kehangatan yang luar biasa setelah menempuh perjalanan dengan musim dingin yang menyerang. Di pojok ruangan sana, kulihat Seungri sudah meniupkan beberapa balon dengan pompa sebelum akhirnya memutuskan untuk bermain game di handphone nya.

“Ya!kau seharusnya sudah memompa semua balon sebelum aku datang.” Tegurku sambil tertawa.

“Dan beberapa sudah ku pompa, kau lanjutkan saja sisanya.” Jawabnya dengan mata terfokus pada handphone.

“Terserah kau saja, kau tidak membantuku untuk membuat Seunghyun oppa bahagia.” Kataku sambil memompa balon.

Seungri hanya tertawa tanpa benar-benar menganggap omonganku serius sehingga mau tak mau aku harus tetap bekerja memompa semua balon-balon ini sebelum akhirnya Seungri menaruh handphone nya dan membantuku.

“Apa yang kau bayangkan tentang pesta ini?” Tanya Seungri.

“Lamaran?” jawabku menatap Seungri dengan ekspresi serius.

“Kau gila.”Seungri tertawa lalu memukul pelan kepalaku dengan balon.

“Memang. Gila akan Seunghyun.” Jawabku ringan.

Tiba-tiba Seungri berdiri lalu menepuk kedua tangannya sebelum matanya mencari entah apa. Lalu dirinya berjalan dan mengambil karet gelang yang entah sejak kapan tergeletak disana.

“Berdiri.” Perintahnya, dan aku menurutinya.

“Bayangkan ini cincin yang Seunghyun bawa lalu dia menyelipkannya di jarimu.” Jelasnya singkat sebelum mempraktekannya pada tanganku, danaku tertawa.

Tapi semua tawa itu sirna.

Diseberang jalan sana, Seunghyun duduk di dalam mobilnya dan memperhatikanku dengan wajah yang paling kubenci, wajah marahnya. Aku melepaskan tangan Seungri dan berlari keluar, berniat menjelaskan semuanya kepada Seunghyun.Tapi Seunghyun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi sebelum akhirnya meninggalkanku di luar dengan udara yang menusuk tulang.

Rencanaku gagal sudah.

***

Aku berjalan gontai ke arah apartemenku.Aku menekan kode apartemenku sebelum akhirnya memasuknya dan duduk termenung di dekat pintu sambil membuka sepatuku. Seharusnya aku memilih tempat lain selain Cieta Café, seharusnya aku menyerahkannya pada orang lain. Aku berjalan gontai ke arah ruang tengan dan menemukan Seunghyun duduk dengan gelas berisiwine di tangannya dan juga wajah yang mengerikan.

“Jadi, selama ini kau mencintai Seungri?” tanyanya dengan suara geram yang tertahan.

“Seunghyun..aku bisa jelaskan.” Aku berjalan mendekat.

Seunghyun melempar gelasnya ke lantai dan membiarkan wine dan gelas berhamburan di lantai.

“Dan besok ulang tahunku, kau setega itu?” tanyanya dengan suara bergetar.

“Seunghyun!”

“Kau wanita tergila yang pernah kutemui, Nara.”

“Dengarkan aku dulu!”

“tidak ada yang perlu kudengar dari mulut licik itu, Nara.”

Aku berlari ke arah kamarku dan mengambil kotak dibawah kasurku dengan air mata yang mulai memenuhi pelupuk mataku.Aku memegang erat kotak tersebut sebelum membawanya keluar dari kamarku.

“Kau bahkan melupakan ulang tahunku kan?” Tanya seunghyun dengan senyum miris.

Emosiku mencapai puncak, dia bahkan tidak membiarkanku menjelaskan semuanya, tidak membiarkan aku berkata barang sepatah katapun.

Happy Freakin’ Birthday, Seunghyun-ssi.”

Aku berkata sebelum melempar kotak tersebut ke arahnya dan berjalan keluar apartemen tanpa benar-benar memperdulikan apa yang akan terjadi kelak.

***

OMMO!NARA!” suara Jangmi begitu panik saat membuka pintu apartemennya.

“Jangmi-ya, bisa aku menginap?” tanyaku sambil berusaha untuk tersenyum.

“Apa maksudmu?! Cepat masuk bodoh!”Jangmi menarikku masuk.

Tangisku pecah, aku tidak bisa menahannya lagi. Berjalan kaki selama 20 menit ke apartemen Jangmi membuat tubuhku terlihat menyedihkan, belum lagi wajahku yang pucat pasi karena terlalu lama berada di udara dingin.

“apa yang terjadi, Nara-ya?”

***

Malam itu, berakhir dengan sesi berbicara dari hati ke hati dengan Jangmi.Dan dia menyarankan aku untuk pergi beberapa saat keluar dari Seoul sebelum menghadapi Seunghyun yang masih emosi saat ini.Dan aku setuju.Jangmi meminjamkan laptopnya dan membiarkan aku membayar tiket penerbanganku dengan kartu kreditnya dan menyuruhku untuk tidak menggantikan sepeserpun, katanya itu sebagai kado patah hati.

Dan hari ini, aku menemukan apartemenku telah kosong, dan aku yakin Seunghyun sudah pergi dari tadi malam. Aku melihat kursi di ruang tengah dan menemukan pecahan gelas dan juga tumpahan wine tidak terlihat lagi. Aku berjalan lagi menuju kamarku dan tidak menemukan apa-apa, walaupun diam-diam dalam hati aku berharap Seunghyun duduk di kamarku, menangisi perbuatannya semalam.

Aku menurunkan koper dari atas lemari dan mulai mengisi semua barangku di dalam sana, membawa beberapa barang pemberian Seunghyun, dan juga perlengkapan lainnya. Aku mengecek kelengkapan suratku, walaupun aku hanya terbang ke Jeju dan berdiam disana selama beberapa hari.

Aku membawa koperku keluar apartemen dan memastikan aku mengunci apartemenku dengan benar sebelum turun dan memberi tahu bagian keamanan bahwa aku akan pergi beberapa hari untuk berlibur.

Selama perjalanan di bandara, aku masih berharap handphone ku bergetar dan saat aku mengangkatnya, aku dapat mendengarkan suara menenangkan milik Seunghyun, tapi itu tidak terjadi.Aku memberikan uang taksi kepada pengemudi lalu berjalan santai karena penerbanganku masih lama.

***

15 menit lagi aku akancheck-in dan meninggalkan semuanya di belakang dan pergi berlibur. Hatiku masih berharap Seunghyun datang dan menarikku sambil menangis karena menyesal walaupun aku tahu itu tidak akan terjadi.

Dengan gontai aku mengantri, menunggu petugas mengecek tiketku dan membiarkan aku masuk ke bagian check-in, dan hatiku masih berharap.

Telat sudah, tiketku sudah diambil oleh petugas dan saat ini dia sedang memeriksanya.

Tanganku ditarik paksa sebelum aku menyadari bahwa itu adalah Seunghyun.

“Lepas!”

“Tidak.”

“Lepas atau aku akan berteriak disini.”

“Lakukanlah.”

Aku tahu Seunghyun sudah memasang wajahnya untuk kejadian seperti ini, dia pasti akan kebal walaupun aku mengancam akan melaporkan kepada pihak berwajib sekalipun. Aku melihat petugas bandara berlari membawa tiketku, dan harapanku untuk melarikan diri dari Seunghyun masih ada.

“Nona, tiketmu!”Seru petugas tersebut, menyusul kami dari belakang.

“Biar ku ambil.”Seunghyun mengambil tiket tersebut lalu berjalan meninggalkan petugas tersebut.

Semua mata orang tertuju pada drama yang baru saja kami buat. Aku lelah menepis tangan Seunghyun dan aku yakin tangan Seunghyun akan meninggalkan bekas disana. Seunghyun membawaku ke tempat sepi sebelum akhirnya menghela nafas kasar dan memperlihatkan tiket di depan mataku.

Tanganku berusaha meraih tiket tersebut, tapi gagal. Seunghyun bukan ingin memberikan tiket tersebut dan membiarkanku pergi, melainkan merobek tiket tersebut tepat di depan mataku.

“Seunghyun!”Suaraku tercekat.

“Biar kubawakan.”Seunghyun berkata lalu membawa koperku dan berjalan duluan.

Mau tak mau aku mengikuti langkahnya di belakang, kadang berjalan santai, kadang berlari kecil. Seunghyun membuka bagasi mobilnya dan memasukan koperku ke sana. Aku berdiri termenung di dekat mobil, menunggu Seunghyun untuk marah meledak-ledak, menunggu Seunghyun berteriak frustasi disini, menunggu sumpah serapahnya keluar dari mulut, tapi bukan itu yang kudapat. Sudut mata Seunghyun mulai berair.

“Nara-ya, I’m so sorry, I really am..”Seunghyun memelukku dengan erat sebelum akhirnya pecah dalam tangis.

***

Masih dengan wajah kebingungan, aku duduk di mobil Seunghyun sambil memutar otakku, apa yang membuat manusia satu ini menangis tersedu sambil memelukku. Mata dan hidungnya masih merah, bukan hanya disebabkan oleh tangisan tadi, tapi udara dingin juga membuat hidungnya memerah.Aku menggosok kedua telapak tanganku sebelum menaruhnya di pipi Seunghyun yang sedang mengemudi.

“Jangan usik aku saat mengemudi, Nara.Kau bisa mati.”Seunghyun tersenyum kecil.

“Ceritakan kenapa kau bisa seperti tadi, Seunghyun-a.”

***

“Hei, ayo kita pergi makan!”Jiyoung berkata sambil melempar bantal pada Seunghyun yang duduk loyo di sofa.

 

“Tidak.” Jawabnya singkat sebelum melanjutkan membaca komiknya.

 

“Payah, ini hari ulangtahunmu.”Jiyoung berkata lalu melempar mantel Seunghyun.

 

“Ayo cepat, bingu!”Jiyoung berkata lagi.

 

Seunghyun menyerah dan melempar komiknya sembarang arah sebelum memakai mantel miliknya dan berjalan gontai di belakang Jiyoung.

 

***

 

Mobil terparkir di depan Cieta Café dan Seunghyun mati-matian mengajak Jiyoung untuk mengunjungi kafe lain, bukan karena masalah harga atau apapun yang ada di dalamnya, tapi kenangan buruk ituterus menerus menghantui otaknya. Tapi Jiyoung sudah turun dan membiarkan Seunghyun di dalam mobil tanpa penghangat, dan Seunghyun menyerah kembali.

 

Seunghyun memasuki kafe tersebut dan menemukan kafe yang telah dihias penuh dengan balon dan juga kue ulang tahunnya.

 

“HAPPY BIRTHDAY!!”Semua orang bersorak.

 

Seunghyun melihat semua orang-orang terdekatnya sudah datang, dan juga Seungri yang berdiri tepat disamping kue ulang tahun miliknya.Tanpa pikir panjang, Seunghyun berjalan sambil menghentakan kakinya ke arah Seungri sebelum bersiap menghantam Seungri dengan tinjunya.

 

“Seunghyun!Biar kujelaskan!”Jangmi berdiri tepat di tengah Seunghyun dan Seungri.

 

“Apa yang mau kau jelaskan? Bahwa dia lupa bahwa Nara adalah kekasihku?” Tanya Seunghyun geram.

 

“Dialah yang membantu Nara mendekor ruangan ini Seunghyun!”Jangmi berkata.

 

Tinju Seunghyun perlahan mengendor, lalu turun sepenuhnya.Jangmi menjelaskan semua kronologi kejadian, sedetil mungkin supaya Seunghyun tau.

 

“Dimana Nara sekarang?” Tanya Seunghyun gusar.

 

“Gimpo Airport, Gate 26B.”Jangmi berkata.

 

Seunghyun meminjam kunci mobil Jiyoung sebelum memacu kecepatan untuk mencegah kekasihnya pergi, dan mencegah masalah ini bertambah besar.

 

***

“Disini aku sekarang, mau membawamu ke suatu tempat.”Seunghyun tersenyum kekanakan.

Aku tersenyum kecil dan membiarkan bulir air mataku bergulir di pipiku.Aku mengecup pipi Seunghyun lembut.Dan Seunghyun mengemudi, dengan senyum lembut menghiasi wajahnya.

Aku menyadari bahwa Seunghyun bukan membawaku kembali ke Cieta Café, melainkan membawaku ke salah satu taman bermain terluas di Korea, yaitu Everland. Dia memarkirkan mobil milik Jiyoung sebelum turun dan berlari kecil ke arah pintu penumpang dan membiarkanku turun.Dengan senang hati aku turun, dan Seunghyun langsung menawarkan lengannya dan aku menerimanya.

Kami berjalan-jalan seolah kami adalah anak muda yang baru saja menjadi sepasang kekasih 2 bulan yang lalu, dan aku baru ingat, ini adalah tempat dimana ciuman pertama kami terjadi.

Seunghyun membawaku ke depan wahana carrousel dan berdiri disana dengan wajah gembira.

Waeyo?” tanyaku.

Tiba-tiba Seunghyun berlutut dibawahku dan mengeluarkan kotak cincin berwarna merah beludru sebelum akhinya tersenyum dan menyerahkan cincin itu padaku.

Will you marry me, Kim Nara?” tanyanya.

Yes, I will, Choi Seunghyun.” Jawabku dengan mata yang mulai kabur karena terhalang oleh air mata bahagia.

Tangannya meraih jemariku lalu menyelipkan cincin tersebut di jari manisku.Dia berdiri dan melihatku dengan penuh kasih sayang. Tangannya memegang kepalaku dengan lembut sebelum akhirnya mencium bibirku lembut, mengingatkanku akan ciuman pertama kami.

Dan firasatku berkata, kami akan selalu bersama, selamanya. Dan kuharap itu benar.

-END-

12 thoughts on “[Oneshot] Misunderstanding

  1. alloha, daku balik dong~ hehehe

    ini tu totwit banget cih *unyel2 pipi Yoyo #ech,

    “Tangannya meraih jemariku lalu menyelipkan cincin tersebut di jari manisku.Dia berdiri dan melihatku dengan penuh kasih sayang. Tangannya memegang kepalaku dengan lembut sebelum akhirnya mencium bibirku lembut, mengingatkanku akan ciuman pertama kami.”

    DEMI APA? DEMI TUHAN~!! *GEBRAK-GEBRAK MEJA/KEPSLOCK GAK NYANTE/ XD
    SERASA JARI MANIS SUDAH DILINGKARI CINCIN DARI URI TABI XD
    PENGEN NGEBAYANGIN DICIUM TABI, TAPI APA DAYA, DAKU PUASA,

    SYUDAHLAH KALAU BEGITU, KU AKHIRI SAJA KOMENANT KU YANG TAK TAU DIRI INI.
    BYE~

    Like

    1. aduh kak, kalau puasa jangan dibayangin, ntar malah batal puasanya, hehehe.

      anyway, makasih sudah menyempatkan baca<3

      Like

  2. AKU DATANG KARNA BACA FF TENTANG SUAMI PERTAMA KUUUUUU !!!

    FF INI DEMI APAAAA, AKU PENGEN TINJU SI TABI BINGUUUUUUUUUUUUUUUUU —-
    KENAPA MESTI NGELAMAR ORANG LAIN? AKU MASIH HIDUUUUUUUPP!! #KENA GAMPAR AUTHORNYA

    salam kenal chinguuu 🙂 duh ini FF pedih iris iris hati aku.
    tapi – aku mah apa atuh 😥

    Like

  3. Ini sweet binggo masa, aku gak kuku bacanya aaakkkkkkk >< Kata2 kamu ngalir kek sungai Han, tata bahasanya juga udh rapi. Pokoknya T.O.P deh 😀
    Keep writing dear, salam cinta dariku. Pyongg~ ❤

    Like

  4. Kaaan ini gegara si Tabi emosian nih kan jadinya praduga tak bersalah kan?/NGOMONG APA GUE??/ABAIKAN AJA

    Uuuuuu ini maniss banget masaa :” Konfliknya juga dapet sekali gituuu~
    Kata-katanya ringan dan bener kata Kak Aoko, ini gak kerasa bangeuts kalo tetiba udah abis aja ceritanya. Ngalir sekaliii.

    Keep nulis yaaa~
    Kutunggu karya lainnya. Hwaiting!!

    Like

    1. Makasih kak atas komennya:3

      Aduh aku seneng kalau ceritanya ga bikin pusing dan mengalira dan kakak juga seneng sama ceritanya♡

      Sekali lagi makasi ya♡

      Like

  5. Huwaaaaa… T_T
    aku patah hati, bang T.O.P lamar anak orang, bang Panda mau dipukul ama bang T.O.P
    kenapa bisa begini sih? *nangis d pojokan.

    Hai, Isha. Aku Aoko, 92L.
    Maafkan introku yg rada absurd diatas yak…
    NICE STORY.
    Kata-katanya ngalir aja, ampe nggak berasa udah happy ending saja.

    Kutunggu karyamu yg lain ya…
    with love <3, Aoko.

    Like

    1. Iya kak, dia ngelamar anak orang:’)

      Aku seneng kalau kakak suka sama ceritanya dan bilang kata-katanya mengalirr:’)

      Iya kak, semoga aku bisa menulis fanfic secepatnya ya♡ sekali lagi makasi kakk♡

      Liked by 1 person

Leave a reply to ishaalmira Cancel reply