[Vignette] Ghost of You

ghost of you [fix version]

Scriptwriter : Aoko Cantabile

Main Cast : Kim Jinhwan & Kim Donghyuk (Jinhwan & Donghyuk iKON), Hatori Reika (OC)

Support Cast : Kang Seungyoon (Seungyoon Winner)

Genre : Horror, Psychology, Thriller, Angst, OOC, Songfic

Duration : Vignette (± 1804 words)

Rating: PG-15 

Disclaimer :

I’m inspired by the lyrics of Ghost of You’s song by My Chemical Romance

Warning :

 Don’t judge story by tittle & poster! 😀

Let’s Read & Review !!

**********

At the end of the world.

Or the last thing I see

You are

Never coming home. Never coming home

Could I? Should I?

And all the things that you never ever told me.

And all the smiles that are ever gonna haunt me.

Langkah berderap menuruni tangga milik kaki Jinhwan sukses membuat perhatian Donghyuk teralihkan. Donghyuk yang tengah mempersiapkan makan malam, mengerutkan dahi, bingung kenapa sang kakak berpenampilan rapi malam ini.

“Kau mau kemana, hyung?” tanya Donghyuk sembari menelisik Jinhwan dari kepala hingga ujung kaki.

“Aku ingin menemui seseorang. Katakan pada ayah dan ibu, kalau aku tidak pulang malam ini. “ jawab Jinhwan sambil melenggang keluar dari rumah, meninggalkan Donghyuk dengan ucapan menggantung,

“Tapi, hyung…kemarin, kau baru saja pulang dari rumah sakit-“

……….

Suasana hati Jinhwan saat ini sedang riang. Tak sabar rasanya ia ingin bertemu dengan pujaan hati di taman –tempat biasa mereka bertemu. Ekor mata Jinhwan menangkap siluet wanita berambut panjang lurus sedang duduk di bangku taman. Memang Jinhwan tak dapat melihat sosok itu dengan jelas, karena wanita itu membelakanginya. Tapi, Jinhwan percaya seratus persen bahwa wanita itu adalah orang yang ia nantikan.

“Hei, Reika. Sudah lama menungguku?” tanya Jinhwan tersipu-sipu pada wanita tersebut. Si wanita yang ditanya, tersenyum sangat manis dan menjawab pertanyaan Jinhwan dengan gelengan.

“Kali ini, kita mau kemana?” tanya wanita itu. Jinhwan menggandeng lengan wanita yang ia panggil Reika dan berjalan keluar dari taman.

“Mari temani aku berjalan mengelilingi sungai Han!”

###

Manik Donghyuk tak lepas-lepasnya mengamati Jinhwan sejak kepulangannya dini hari tadi. Pertanyaan demi pertanyaan terus bergelanyut di pikiran Donghyuk. Karena penasaran, Donghyuk perlahan menghampiri Jinhwan yang sedang bersantai di sofa.

“Hyung, tadi malam kau bertemu dengan siapa?” Tanpa basa-basi, Donghyuk bertanya pada Jinhwan.

“Oh. Aku bertemu dengan calon kakak iparmu.” Jawaban sangat singkat itu justru semakin menambah kuriositas Donghyuk.

“Kakak ipar? Siapa, hyung?”

“Hahahaha….Astaga, Donghyuk-ie! Kau penasaran sekali! Kau kan telah lama mengenalnya.” Jinhwan meninju bahu Donghyuk sambil tertawa kecil. Sedangkan, Donghyuk merasa tak mendapatkan jawaban yang memuaskan.

“Iya, hyung. Siapa dia? Maafkan aku, kalau aku tak mengerti maksudmu.”

“Reika Hatori.” jawab Jinhwan sambil mengerling pada Donghyuk. Mata Donghyuk membulat sempurna saat mendengar jawaban sang kakak. Bulu kuduknya merinding. Dan detik itu juga, ia berlari ke pojok ruangan, menelepon kedua orang tuanya, dan meminta mereka untuk pulang sekarang.

……….

“Sayang, kenapa kau tak mau datang ke rumahku? Aku ingin mengenalkanmu pada ibu dan ayah juga Donghyuk.”

“Aku menunggu waktu yang tepat, Jinanku.” ucap lembut wanita di seberang sana. Jinhwan mengangguk mengerti dengan jawaban kekasihnya, lalu menutup teleponnya karena mendengar suara keras Donghyuk yang memanggilnya dari bawah.

“Ada apa sih, Donghyuk? Kau memanggilku seakan-akan aku mau mati saja.” ceplos Jinhwan sekenanya.

“Hyung, ibu dan ayah ingin membawamu check up ke dokter. Bersiap-siaplah secepatnya!” suruh Donghyuk.

“Tapi, Donghyuk-ie. Aku telah berjanji pada Reika untuk membawanya ke taman bermain malam ini.”

“Ehm…Tapi, hyung. Ibu bilang ini adalah sebuah perintah. Bisakah kau katakan pada pacarmu itu untuk pergi di lain hari?” ujar Donghyuk seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Oke, Donghyuk! Akan kukatakan padanya nanti.” jawab Jinhwan dengan riang.

……….

“Baik, tuan Jinhwan! Katakan pada saya sekarang, bagaimana sosok kekasih anda?” tanya seorang dokter yang memiliki tanda pengenal Kang Seungyoon yang tergantung di lehernya.

“Ehm…Bagaimana dokter tau kalau aku telah memiliki kekasih?” tanya balik Jinhwan.

“Anda telah menceritakan pada saya sebelumnya. Ayolah! Ceritakan saja!! Saya penasaran lho!!!”

“Dia cantik. Wajahnya bulat dengan kelopak mata yang besar, karena dia keturunan Jepang. Surainya panjang lurus sepinggang dengan aroma shampoo vanilla. Dia memiliki tinggi sebahuku. Selebihnya, dia gadis yang baik dan juga sangat perhatian. Dia tak pernah bosan mengingatkanku untuk makan dan tidur teratur.” Dokter mendengarkan deskripsi Jinhwan sembari mencoret sesuatu di notes kecilnya.

“Sudah berapa lama kalian berpacaran?”

“Kurasa kami telah berpacaran selama lima tahun. Dan, aku berencana untuk menikahinya akhir tahun ini.”

“Apakah anda mengingat peristiwa terakhir yang sangat berkesan bersamanya? Bisakah anda menceritakannya dengan lengkap?”

“Apa ya? Banyak sekali peristiwa yang berkesan. Ah, aku ingat! Dua minggu lalu, tepat di hari ulang tahunnya. Aku ingin merayakan ulang tahun Reika di pinggir sungai Han –karena Reika senang sekali melihat pemandangan kota Seoul dari pinggir sungai. Aku menjemput Reika dari rumahnya sekitar pukul 22.30 KST. Aku mengendarai mobil tua milik ayahku karena mobil lain dibawa ayah ke Itaewon. Reika terlihat bahagia saat aku menceritakan kesuksesan tender proyekku di kantor. Tiba-tiba, dari samping,  ada mobil lain yang menyerempet mobilku. Aku sempat kesal pada pengemudi mobil itu dan mempercepat laju mobil, bermaksud untuk menegur si pengemudi. Akan tetapi, aku kehilangan konsentrasi sehingga aku tak melihat ada mobil lain dari arah sebaliknya dengan kecepatan yang juga cepat. Dan……aku tak ingat apa-apa lagi, Dok. Kenapa dengan diriku ini? Bukankah itu adalah peristiwa yang sangat berkesan bagiku? Tolong aku, Dok! Aku ingin menceritakannya padamu dengan lengkap. Ta..ta..tapi, aku lupa.”

“Tidak apa-apa, tuan Jinhwan! Tidak apa-apa!” ucap sang dokter dengan tenang. Dia kemudian mengucapkan kalimat-kalimat positif, berupaya menentramkan hati Jinhwan.

……….

Setelah memastikan Jinhwan bersama dengan ibu dan ayahnya, Donghyuk menemui dokter yang menangani kakaknya. Rasa penasaran yang sangat tinggi membimbing kenekatan Donghyuk untuk mencari tau keadaan kakaknya dari mulut sang dokter sendiri.

“Jadi, Dok. Ada apa dengan kakak saya? Dia baik-baik saja kan?” todong Donghyuk kepada dokter itu. Si dokter menjawab pertanyaan Donghyuk dengan senyuman ramah khas petugas kesehatan dan memintanya untuk duduk terlebih dahulu.

“Saya mendiagnosa kakak anda mengalami Skizofrenia dikarenakan trauma di otaknya. Benturan di kepala saat kecelakaan menjadi salah satu penyebab gangguan psikologis pada diri tuan Jinhwan. Selain itu, dia juga mengalami stres berat.”

“Stres kenapa, Dok?”

“Stres karena kehilangan orang yang dicintainya. Maka dari itu, alam bawah sadar Tuan Jinhwan membentuk halusinasi dan dia tidak dapat membedakan antara hal yang nyata dan tidak nyata atau khayalan.” Penjelasan sang dokter membuat Donghyuk mengerti sekarang. Mengerti kenapa kakaknya beranggapan bahwa kekasihnya masih ada padahal Reika –pacar Jinhwan, tewas karena kecelakaan maut yang menimpa mereka berdua.

###

Mendengar suara gaduh dari dapur, membuat Donghyuk terjaga dari tidurnya. Ia melirik jam weker dan terlihat waktu menunjukkan pukul 23.30 KST. Karena tak dapat lagi memejamkan mata, Donghyuk berinisiatif menyelidiki sumber suara tersebut.

Sesampainya di dapur, ia melihat sosok kakaknya sedang memasak sesuatu. Donghyuk menarik nafas panjang dan menghelanya saat melihat kondisi dapur yang seperti kapal pecah.

“Kau lapar, hyung? Sini, aku buatkan sesuatu untukmu!” Donghyuk menawarkan bantuan kepada Jinhwan karena tidak tega melihat kakaknya bersusah payah memasak.

“Tak apa, Donghyuk-ie! Aku memasak ini spesial untuk Reika.” sahut Jinhwan.

“Eh, maksudmu hyung?” tanya Donghyuk terbata-bata.

“Iya, satu jam lagi, Reika akan datang ke rumah kita untuk makan malam. Jadi, aku mempersiapkan ini khusus untuknya. “ Donghyuk menjadi salah tingkah saat mendengar jawaban Jinhwan. Dia lalu mendekati posisi Jinhwan dan dengan sigap mematikan knop kompor gas.

“Eh, Donghyuk! Aku belum selesai masak!” Jinhwan protes melihat aksi Donghyuk. Donghyuk memijit pelipisnya, berusaha menata kata-kata yang tepat.

“Hyung. Sebaiknya kau beristirahat! Reika noona tak akan datang malam ini.”  Donghyuk mendorong tubuh Jinhwan, berusaha menjauhkannya dari kompor dan segala peralatan masak.

“Hei..Hei..Hei, Donghyuk-ie! Apa maksudmu dengan Reika tidak akan datang? Dia baru saja menghubungiku dan berjanji akan malam malam bersamaku. Reika itu tidak pernah mengingkari janjinya!”  Jinhwan kukuh dengan pendiriannya. Dia kembali mencoba mendekati kompor tapi Donghyuk tetap menghadang pergerakannya.

“Kau kenapa sih, Donghyuk?” gerutu Jinhwan.

“Hyung, kumohon padamu! Tidurlah! Ini sudah malam!!”

“Iya, aku tau. Tapi, kasian Reika! Jauh-jauh dia mengunjungiku, masa aku harus mengabaikannya.”

“Hyung! Sadarlah!! Lupakan Reika noona!!! Reika noona itu telah meninggal!!!!” pekik Donghyuk sembari mengguncang bahu Jinhwan. Air muka Jinhwan seketika itu padam dan datar. Donghyuk menyesal dalam hati, kenapa dia bisa keceplosan mengucapkan sesuatu yang terlarang.

“Kau bohong, Kim Donghyuk! Kau bohong!!” desis Jinhwan.  “Reika itu masih hidup. Dia takkan mungkin meninggalkanku. Takkan mungkin! Kami telah berjanji untuk selalu bersama.“

“Hyung…” ucap Donghyuk lirih.

“Cukup, Donghyuk! Aku tak mau mendengar kata-katamu lagi.” Jinhwan berbalik. Berlari sekencang mungkin menuju kamar tidurnya di lantai dua, meninggalkan Donghyuk yang terpekur diam, dan menutup pintu kamar dengan keras.

……….

Di dalam kamarnya, Jinhwan sedang mengatur nafas dan emosinya kembali – dadanya naik turun mengikuti alunan detak jantungnya. Keringat dingin membasahi pelipis juga kedua tangannya.

Sekarang amarah Jinhwan sudah tak tertahankan lagi. Bagaimana mungkin Donghyuk berani menyatakan Reika telah mati? Itu adalah sebuah kelakar yang tak termaafkan!!

Tirai jendela kamar Jinhwan menyibak karena hembusan angin. Meniupkan angin semilir -membelai tubuh Jinhwan.  Kedua netra Jinhwan membulat, menatap wujud seseorang di pojok kamarnya. Jinhwan merajut tungkai, bergerak ke arah seorang itu berada.

“Reika.” panggil Jinhwan pelan. Yang dipanggil membungkus tubuh Jinhwan dengan kehangatan, meniupkan desahan bernada kerinduan.

“Apa yang dikatakan Donghyuk itu benar?” tanya Jinhwan memastikan kebenaran argumen Donghyuk.

“Aku selalu hidup di dalam pikiran dan hatimu, Jinanku.” Suara itu sangat lembut, nyaris tertelan bunyi langkah seorang lain yang menaiki tangga.

“Hyung, apakah kau sudah tidur?” Suara Donghyuk disertai dengan ketukan pintu yang berisik. Fokus pikiran Jinhwan terbagi dua, antara membuka pintu untuk Donghyuk atau mengabaikan presensi Donghyuk di luar sana demi menikmati keindahan wajah Reika yang terang oleh pantulan bulan.

“Kau….tidak….meninggalkan aku kan?” tanya Jinhwan lagi. Reika menggelengkan kepala, memastikan bahwa ia tak pernah meninggalkan Jinhwan barang sedikitpun.

Pandangan sayu Reika benar-benar menyedot perhatian Jinhwan sehingga Jinhwan tak mendengar gedoran keras pintu kamarnya. Jinhwan mencondongkan wajahnya pada Reika, lalu tangan kanannya terangkat membelai pipi Reika dengan lembut.

“Apa yang harus kulakukan, Reika? Donghyuk bersikeras mengatakan dirimu tiada dan memaksaku untuk melupakanmu.” Jinhwan merintih disertai senggukan tangis tak bersuara.

“Kita berjanji untuk selalu bersama, kan?”  tanya Reika. Jinhwan menganggukan kepala kuat, menandakan bahwa ia sepakat dengan janji itu.

“Mari ikuti aku!” perintah Reika mengikat kesadaran Jinhwan. Pandangan Jinhwan mengekor pada langkah Reika yang berjalan menuju balkon. Dengan penuh hati-hati, Jinhwan mengikuti punggung Reika yang berhenti tepat di depan pagar pembatas balkon.

Reika mengenggam tangan Jinhwan kuat, menyalurkan keyakinan bahwa setelah ini mereka akan selalu bersama, tanpa diganggu oleh siapapun.

Jinhwan mendekap badan Reika, menutup mata seerat mungkin, lalu melompat keluar dari pagar pembatas, terjun bebas ke bawah bersama Reika dalam pelukannya.

Sedangkan wajah Reika yang cantik dalam ingatan Jinhwan, kemudian berubah wujud menjadi sosok berwajah putih pucat tirus yang memperlihatkan tulang pipi dan rahang yang tak biasa, serta lebam biru di beberapa tempat juga dibalut rambut hitam panjang kusut dan awut-awutan. Ia menyeringai senang melihat Jinhwan mematuhi sarannya.

……….

Suara benturan sangat keras dari arah luar terdengar hingga ke telinga Donghyuk. Sekali lagi, jiwanya yang penasaran membimbing Donghyuk untuk meninggalkan pintu kamar Jinhwan, menggerakkan tungkai menuju ruang tamu, dan membuka pintu rumahnya itu.

Hawa dingin merayap di sekujur tubuh Donghyuk. Bulu tengkuknya berdiri. Persendiannya kaku –tak mau bergerak, melangkah ke luar rumah.

Kilauan purnama menyorot lingkungan sekitar rumahnya . Atensi Donghyuk lalu terpusat pada sesosok yang menggeletak di bawah balkon rumah. Donghyuk bergegas menuju sosok itu, menahan nafas, mengelus dada saat menangkap pemandangan tersebut.

Jinhwan sang kakak dengan kepala yang hancur -menyatu dengan aspal jalanan, telah wafat bermandikan cairan lengket berwarna merah kecoklatan.

And all the wounds that are ever gonna scar me.

For all the ghosts that are never gonna catch me.

Fin.

Aoko’s Note :

Wooooohoooo~ Aoko is back!

Sebelum berkoar-koar, perkenankan diriku terlebih dahulu untuk meminta maaf.

Pertama, maafkan daku karena poster-nya tidak indah & tidak rapi. Hahahaha…

Aku hanyalah seorang pemula yg mencoba membuat poster sendiri tapi apalah daya, keterampilanku tidak memungkinkan.

Terakhir, maafkan daku karena telah menistakan Jinhwan. Hua….. Kenapa daku membuat karakter Jinhwan seperti ini? T_T

Seriously, daku ingin mencoba genre cerita horror {biar nggak kalah ama Ren, Asti & Fir} !  Tapi kenapa ujung-ujungnya jadi begini ya? Maafkan diriku ya.. Huhuhuhu….

Jadi, bagaimana pendapat kalian sama ceritaku yang sok-sok horror tapi malah jadi aneh ini?

Apakah nyambung atau malah jadi random?

Tell me the truth if you don’t like it! 😉

Seperti biasa, bubuhkan kritik & saran untuk perkembangan author.

Last but not least, Selamat Menunaikan Ibadah Puasa bagi yang menjalankan. Maafkan aku apabila aku berbuat kesalahan lisan & perbuatan baik yg sengaja maupun tidak sengaja.

I love U so much, guys!!

See U at another fanfic…

Mino

Warm Regard,

Aoko Cantabile

31 thoughts on “[Vignette] Ghost of You

  1. Kak, aku kembali./ ekspresi wajah berduka/
    pengen marah tapi gak mungkin aku lagi puasa, pengen nangis gak mungkin juga karna aku lagi puasa. pengen makan apalagi, gak mungkin pakek banget. _–_,

    huaa,, kak Aoko, aku merinding gitu bacanya, aku lebih ngefeel ke donghyuknya gitu loh, khawatir dan takut-takut gitu. T__T
    aku juga ngebayangin betapa pendeknya si Reika yang memiliki ukuran tubuh setinggi bahunya Jinan. XD

    oke sekian, dari pada aku berderai air mata, deru nafas ku naik turun dan membuat dada sesak, lebih baik ku akhiri sampai di sini.
    bye~

    Liked by 1 person

    1. ACU…… kau kembali, dek.

      Kakak baca komen kamu juga jadi ngakak. Baru ngeh ya kalo Reika itu berarti pendek ya, kalo cuma sebahu Jinan. Rata2 tinggi cewek Asia segitu kali ya… *ngeles banget.

      Huwaaaaa~ jangan nangis, Acu. Aku jadi merasa bersalah. Huhuhu…. *lari juga ke pelukan abang Seungri dan juga diabaikan, karena masih puasa. Yawda, Cu. Mari kita nangis bareng… T_T

      Sudahlah, Cu. Kita doakan yg terbaik saja buat Jinan. Dan semoga Donghyuk bisa mengambil hikmah dari kejadian itu.

      Thanks sudah mampir, Cu.
      love U always ❤

      Liked by 1 person

  2. HUAAA AOKO UNNIE, KENAPA UNNIE BIKIN URI JINANI MATEK GITU? AHH, KAK ASTI, DIKAU-SABARO-YO, JINAN UDAH TENANG DI ALAM SANA #tendang kak asti sampe antartika xD

    Hiyaaaa, Vris seneng banget Aoko Unnie bikin fic tentang Skizophrenia ini. Soalnya Vris sangat-sangat tertarik sama tema ini 🙂 Entahlah karena disodorin banyak drama + film tentang kelainan jiwa(?) Vris jadi suka banget sama yang kayak beginian >…< BTW, jadi kemotivasi jadi dokter spesialis kejiwaan deh setelah baca ff ini masa. asdfhjkl kenapa kesukaan kita samaan lagi ya kak? Kita jodoh mungkin *eh enggak ding. Orang Vris jodohnya sama Chanu kok xD

    Vris udah ga bisa berkata-kata. Karena emang susah banget mengangkat tema penyakit pikiran kayak gini buat dijadiin fanfiksi. Tinggal tunggu siapa senpai yang berhasil bawain kelainan D.I.D buat ide fanfiksinya. Haha~ Vris tunggu dudanya *eh? apaan?

    Paipai Aoko unnie, 😀 ❤

    Liked by 1 person

    1. Hai hai, Vris.
      Senang sekali mengetahui bahwa cerita unnie ini memotivasi kamu untuk menjadi dokter spesialis kejiwaan. And, that’s right! Unnie saat ini lagi tertarik menulis tentang penyakit kejiwaan. semoga ide dan imajinasi sedang berpihak pada unnie sehingga unnie bisa menulis tentang penyakit kejiwaan di lain hari.

      Btw, thank U so much untuk pujiannya. Unnie sempat nggak pede buat nulis horror. Berhubung unnie sedang mencoba-coba genre, hahahaha… sudahlah, let it be!

      unnie juga tunggu karyamu yg lain ya…
      cepatlah vrede diterbitkan. chanwoo sudah melanglang buana dengan karakter lain d beranda ini.
      pengen tau kelanjutan hubungan Chanu dan Hal Jung. 😀

      bye bye too, Vris ❤

      Like

  3. dek maapkeun kakakmuh yg telat nongol dilapakmu inih 😢😢

    saya mau komen 😏
    tpi sebelomnyah saya mau komenin poto terakhir yg bikin saya langsung gagal pokus😕😖

    udh ngerangkai kata” pnjaaaaanngg nyiapin komen pas scroll ke bawah *tuing ada Mino maen ci luk baa gtu ke aq 😒😣 apa daya diriquh inih 😭 *plak

    ehem..kembali fokus
    entah mengapa genre ini jg aq ga pinter bkinnya. gatot mulu.
    tpi kamu bisa bkin Jinhwan diajak lompat sama nenek” cetan itu 😔 tuh cetan tau aj lgi yg ganteng😆

    ini baguuuzzz..
    entahlah..mnjadi kk tertua dsni terasa bgitu mnyedihkan😭😭 adek”nya keceh” klo bkin crt tpi kakaknya dudul bgt//udahan ahh curhatnyah😆😆

    tebar kecup dulu buat adek kedua 😚😚

    Liked by 1 person

    1. Kak Dell~~

      Hahahaha…foto Mino cilukba itu membuat salah fokus ya?

      Tak apa, Kak. Aku juga minder melihat adek-adek kita yg tulisannya kece-kece..
      Aku cuma mencoba saja, kak.

      Kecup balik Kak Dell.. ❤
      :*

      Like

  4. Haloo kak Aoko, Rara datangg~

    Kakk… aku suka banget ff ini. Kakak juga bisa ngegambarin segimana cintanya Jinhwan sama Reika sampe dia gak bisa nerima kenyataan kalo Reika itu udah gaada. T_T

    Tapi rohnya Reika jahat yak, dia sampe tega nyelakain Jinhwan supaya bisa terus sama2 dia. :”

    Kalo reviewnya kayaknya udah diborong sama Ren semua yak. 😀 selain itu gak ada lagi kok kak, typo juga gak ada. 😀

    Segitu aja dari Rara..
    Salam muah muah Kak Aokooo… ❤

    Liked by 1 person

    1. Hei, Rara yang unyu..

      terima kasih atas pujiannya. diriku jadi malu… hihihi…

      Iya, Reika jahat banget! Demi memuaskan tujuannya, dia rela membuat Jinhwan mati.

      Terima kasih telah mampir, @heerara.
      salam penuh cinta juga untuk Rara.

      Like

    1. Syubidubidu…
      ASTI!!!
      Dirimu juga kangen kah padaku?
      Aku sangat terharu, lemah membaca spot-spot yg bereaksi ‘kangen padaku’. hahahaha… 😀

      Kutunggu kedatanganmu kembali, Asti!
      Siapkan hati, jiwa & raga ya sebelum membaca ini.
      😀

      Like

      1. Asti baliikkkkk~

        Pertama-tama mau komen posternya duluuu. Ahhhh akhirnya udah bisa bikin poster ciyeeee~ pake potosop yaaa kak? Semangat belajarnya yaa kak~ itu kece kok posternyaaa heheh 😀

        Duhhh sohibnyaa asti kenapa jadi stress gini yaaa huhu syedih deehhh~ makanya jinan dibilangin jan pacaran sama hatori malah diterusin aja. Kan udah asti bilang kalo hatori itu ninja, makanya dia ngajak kamu lompat2 balkon -_-/ Asti pelisss itu bukan ninja hatori -_-

        ‘Jinhwan sang kakak dengan kepala yang hancur -menyatu dengan aspal jalanan, telah wafat bermandikan cairan lengket berwarna merah kecoklatan.’ KAK INI SUNGGUH THILLER INI BUKAN MISTERY INI KAMU NISTAKAN JINAN SEDEMIKIAN RUPA TRUS AKU TEMENAN SAMA SIAPA SEKARANG KAK? 😥

        Aku sebel sama kak Aoko jadi gapake tebar sayang yaaang 😦 eh becanda dink heheh keep nulis kak Aoko salam sayang darikuuu ❤

        Liked by 1 person

        1. oh ya? ini masuk genre Thriller kah? okeoke…aku salah masuk genre berarti. hahahaha…
          tapi, horrornya masuk nggak, @astituidt ?

          Makasih atas pujiannya pada posterku yg tak menarik ini. Aku semakin pede bikin poster sendiri kalo gitu.

          Makanya, lain kali bilangin sama Jinan, Asti. mungkin, kamu bisa menyembuhkan hati-nya yg luka..

          aku juga tunggu karya Asti yang lain..
          with love~~
          Aoko ❤

          Like

  5. Kak Aoko~ daku balik nih~

    Wow, ini keren banget kak! Diksi kakak juga kece, suka-suka!

    Hatori Reika? Jadi inget ninja Hatori wkwkwk 😀
    Aduh, Jinaaaaaan~ kenapa berkorban untuk orang mati sih, Nan, kan masih ada aku disini ! *ditarik Bang Bob dan Chanu*
    *oke daku ga bisa nemenin Jinan*

    Nah, tuh, si dongdong, khawatir banget yak, sama Jinan. Kalau aku jadi Dongdong juga pasti kek gitu sifatnya. Abis Jinan saudara kesayangan daku~

    Review dikit ya, kak. Bukannya hyung dan noona itu harusnya dimiringin ya? Atau gimana, tuh? Terus kak, yang bener kasihan apa kasian?
    Udah itu aja, kak. Selebihnya keren! Suka suka suka!

    Kiranya segini aja ya, kak Aoko. Kayaknya komenanku udah kepanjangan XD
    Aku tunggu fic kak Aoko yang lain! ❤

    Liked by 1 person

    1. Hahaha..Reika Hatori itu ada keturunan darah dengan Ninja Hatori. Makanya dia bisa banget ngilangnya~~ *abaikan!

      Makasih @renkim00 telah mampir kembali & pujiannya.
      Daku mah apa atuh, pengen nyoba bikin cerita horror, tapi tampaknya gagal y? Hahahaha….

      Siap, Ren! Kakak lupa miringkan kata-kata noona dan hyung, *awalnya kakak pikir karena itu panggilan ya, tapi karena mereka juga dari bahasa asing, jadi harus miring. Terima kasih telah diingatkan.
      Oalah, kata ‘kasian’ lupa diganti kasihan. S Jinhwan anak gaul metropolitan, jadi bahasa percakapannya nge-gaul gitu. wuakakak…

      Kutunggu juga lanjutan Vampire & cerita-cerita Ren yg lain…

      Liked by 1 person

  6. Kak Aokoo~ lama tak jumpaaa!
    Kak Aoko kemana aja selama ini? Kangen tauk XD

    Sepot doloh ya Kak Aoko~
    Besok balik deh. Kalau enggak, jewer aja kupingku. Tapi aku gak yakin kak Aoko akan menjewer kuping aku, abis kan, kak Aoko orangnya lembut selembut sutra *eak

    Like

    1. Hai..Hai..Ren. Engkau juga rindu padaku? Ya Ampun!! Aku sangat terharu…

      Iya, dear!
      Kutunggu kedatanganmu kembali, Ren!
      :*’

      Like

  7. AOKO UNNIEEEEEEE TAU GAK SEBERAPA BESAR KERINDUAN DAKU PADAMU?? KENAPA BARU KOMBEK SEKARANG??? *MAAPKEUN VRIS YANG LAGI GA NYANTE GARA-GARA PMS* #SIALAN

    Oke. Vris nipit sepoteu dulu 😉

    Like

    1. Huahahaha…
      Dikau kangen dengan diriku kah?
      Daku jadi terharu. Huhuhu…

      Kutunggu kedatanganmu kembali, Vris!
      :*

      Like

Leave a reply to aokocantabile Cancel reply