[Ficlet] Fool for Love

FOOL FOR LOVE

–Ficlet (800 words)

.

{Starring}

[iKON] Song Yun Hyeong | [CLC] Oh Seung Hee

Slight!Kei from Lovelyz

School Life – Failed!Fluff – Life | General

Recomended Song – Why Why by Shannon Williams

.

Casts belongs to themselves. I only owe the story idea. Plagiarism is prohibited. This story is based on true story with dramatisism and some changes.

Aiveurislin © 2015. All rights reserved.

Poster goes to BBON

.

Yun-Hyeong itu sesosok pangeran bijaksana yang tak bisa Seung-Hee tatap matanya.

.

SI-NO-SI-JAK, SHOWTIME!

Pagi itu, Seung-Hee sedang memusatkan segala perhatiannya pada coretan-coretan tangan miliknya yang tertulis di sebuah jurnal kecil. Gadis yang memiliki surai berwarna cokelat madu nan lurus itu tak mempedulikan suasana kelasnya yang gaduh dan tentunya berisik. Bel masuk memang belum berbunyi. Masih ada waktu sepuluh menit sebelum Guru Shin masuk dan menyapa kelas yang menjadi asuhannya.

“Ini ringkasan untuk ujian sosiologi minggu depan,” ucap Kei sembari menepukkan tumpukan kertas –yang tak cukup tebal ke kepala Seung-Hee. Oh Seung-Hee, gadis itu lagi-lagi menggumamkan keluh kesahnya pagi ini karena menjadi objek kejahilan Kei.

“Photo copy lagi? Oh my God!” keluh Seung-Hee. Gadis itu lalu menenggelamkan wajahnya dalam kedua lengan yang ia tumpuk di atas meja. Kei hanya bisa berdecih ria memandang teman satu mejanya itu berada dalam ambang penderitaan. Oh baiklah, Seung-Hee memang suka mengeluh mengenai ‘jabatannya’ sebagai bendahara di kelas ini.

“Wae? Bukankah itu tugasmu sebagai bendahara. Jangan mengeluh terus, Oh Seung-Hee!” sentak Kei. Gadis dengan surai kelam berhias bandana putih itu lalu berlagak acuh dengan meratap pada seri Detective Conan yang sengaja ia bawa dari rumah.

“Aku bukannya mengeluh, Kei-ah. Hanya saja tugasku bukan sebagai bendahara saja. Yak, bagaimana bisa setiap malam aku merelakan waktu belajarku untuk menggandakan kertas-kertas sialan itu? Apa Na-Ra tidak bisa berbaik hati sedikit dengan merelakan waktu belajarnya untuk menggantikan tugasku. Dia ‘kan juga punya tugas sebagai bendahara di kelas ini!” amarah Seung-Hee meletup-letup tak karuan. Pagi ini, Seung-Hee akhirnya menyesali keputusannya untuk menerima usulan Guru Shin yang memberinya jabatan sebagai bendahara kelas.

Seung-Hee sebenarnya setuju saja saat Guru Shin merekomendasikan dirinya. Hanya saja, ia tak menyangka jika Kwon Na-Ra-lah yang akan menjadi rekan satu ‘jabatan’-nya. Oh, itu adalah kesialan sekaligus bencana besar jika gadis bermulut besar itu sudah sok tahu atau bahkan sampai ikut campur dengan masalah-masalah ini dan itu. Aish, dan itu juga fakta bahwa Seung-Hee benar-benar benci karakter gadis macam Kwon Na-Ra!

“Hentikan omelanmu, Nona Oh! Aku mungkin harus mengunjungi Dokter THT karena kau hampir menulikan telingaku dengan omelanmu yang tiada habisnya itu!” bentak Kei. Ugh, rasa-rasanya Seung-Hee ingin menenggelamkan dirinya ke Laut Bering saking frustasinya!

“Bahkan simpanan uang kas kelas juga sudah habis. Argh, Kei-ah, lebih baik kau bunuh aku saja sekarang!”

“Apa kas kelas benar-benar habis?”

“Eum! Kelas kita benar-benar diambang kemiskinan saat ini. Aku bahkan bingung harus mendapat uang dari mana untuk menggandakan kertas-kertas sialan ini,” balas Gadis Oh itu tanpa sadar.

Seung-Hee terkesiap. Tunggu! Itu seperti bukan suara Kei. Suara itu err… memberat dan besar. Bukan tipe suara kecil nan tinggi seperti remaja perempuan. Apakah mungkin….

“K-Ke-Ketua?” ucap Seung-Hee terbata-bata. Kedua maniknya membulat sempurna ketika melihat sosok pemuda tinggi yang merupakan ketua kelasnya tengah berdiri tegap di sebelah mejanya sembari mengerutkan kening. Oh, apa Song Yun-Hyeong mendengar gerutuannya tadi? Tolong katakanlah tidak untuk pertanyaannya ini!

“Hei, Oh Seung-Hee! Sejak kapan kau memanggilku ketua?”

Nyawa Seung-Hee yang melayang-layang akhirnya terhempas kembali ke tubuhnya setelah Yun-Hyeong mengucap namanya dengan nada panggilnya, “Ah, aniya. Lupakan saja, Song!”

Gadis itu menunduk dan melirik Kei di sebelahnya yang masih berusaha menahan kikikan gelinya. Ugh, Seung-Hee bersumpah di hadapan Guru Joo jika Kei akan mendapatkan pelajaran darinya setelah ini!

“Kau punya saran?”

Seung-Hee mendongak dan kedua mata cantiknya secara langsung bersitatap dengan Yun-Hyeong, “Saran apa?”

Aish, kenapa justru pertanyaan bodoh yang terlontar dari mulutmu, Oh Seung-Hee? Apa otakmu sedang tak berfungsi?

“Bukannya menjawab, kau malah balik bertanya, Nona Oh. Yak, ada apa denganmu?” tanya Yun-Hyeong heran.

Seung-Hee merutuki dirinya sendiri, terutama mulut dan otaknya yang tak bisa diajak kompromi. Oh, Song Yun-Hyeong, apa kau tidak bisa melihat keringat dingin yang membasahi kedua pelipis Oh Seung-Hee saat ini? Aish, benar-benar!

“Aku akan meminta mereka untuk membayar uang simpanan kelas. Jika mereka tidak membayar, dengan terpaksa mereka tak akan mendapat ringkasan ini. Dengan begitu, mau tak mau mereka harus membayar kalau tak ingin berpusing-pusing meringkas materi itu sendiri,” jelas Seung-Hee. Yun-Hyeong mengangguk. Pemuda Song itu merogoh sakunya, mengeluarkan beberapa lembar won dari dompetnya.

Kening Seung-Hee langsung berkerut melihat Sang Ketua kelas –yang sangat ia kagumi sosoknya itu- kini tengah menyodorkan beberapa lembar won itu padanya. Seung-Hee jelas masih belum memahami gelagat Yun-Hyeong kali ini, “Yak, apa yang kau lakukan?”

“Membayar bagianku. Lengkapi saja semua tagihanku untuk bulan ini sampai bulan depan. Bulan depan, aku tak mau mendengarmu berteriak-teriak untuk meminta tagihan dilunasi. Jika kau melakukannya, aku akan langsung mendepakmu, Nona Oh!” ujar Yun-Hyeong lalu menunjukkan senyum yang sangat jarang menghiasi wajah tampannya.

Seung-Hee terperangah. Ini adalah pertama kalinya seorang Oh Seung-Hee melihat senyuman Song Yun-Hyeong. Argh, ia masih belum bisa mempercayai bahwa pemuda yang ia kagumi tengah tersenyum padanya. Gadis itu seketika kehilangan arah pandang. Oh siapa pun tolong jangan bangunkan ia dari mimpinya saat ini! Aish, mimpi ini terlalu indah untuk dikatakan sebagai kenyataan bagi Seung-Hee.

Pada akhirnya, pemuda itu tetaplah Song Yun-Hyeong, sesosok pangeran yang bijaksana yang tak bisa Seung-Hee tatap matanya.

 

–fin.

Oke fix, fluff lagi -_- dan endingnya…. asdfghjkl tak bisa terjelaskan. Sungkem dulu dah sama tetua. Tolong jangan timpuk aku sama Bang Yoyo gara-gara kambek dengan ff ini #huweee T.T Insha Allah, next fic saya udah beda genre deh #peace

Sedikit penjelasan, Sebenarnya fiksi ini adalah luapan kekesalan Vris sama seseorang di kelas. Yup~ teman satu ‘jabatan’ yang bawelnya minta ditendang ke antartika xD dan kisah ‘bendahara kelas mengagumi sosok ketua kelas’ itu memang benar-benar ada. Saya contohnya #wakaka. Oke, sekadar itu aja. Vris nggak mau niat nyambungin panjang lebar lagi. :p

Jadi, dengan kata lain fiksi ini adalah kisah non-fiksi yang difiksikan dengan beberapa dramatisasi. Aduh bahasanya belibet benjet. Semoga aja mata senpais nggak juling waktu baca ff ini dan cuap-cuap dari Vris. Oke? Dan yang terakhir, tolong review-nya ya senpais tersayang ❤

Warm Regards,

VRISBIN.