[Vignette] Alone

emo_bunny_by_IrethAnari0nAlone by Ren Kim.

Cast: Jinhwan ‘iKON’ and B.I ‘iKON’.

Genre: Horror.

Length: Vignette

Rating: Teen

Disclaimer: Pure mine! Copast? Not allowed. Siders? Tidak bisa! Plagiat? I’m gonna kill ya.

Get ready? Showtime!

Bahkan di ruangan saat kita berpikir bahwa kita sedang sendirian, ternyata kita benar-benar tidak sendirian. Di kamar. Di teras rumah. Di dapur. Bahkan di toilet sekalipun. Percayalah, selalu ada sosok yang tak pernah kita sadari berada di sekeliling kita, hidup berdampingan dengan kita, atau malah telah berada lebih dulu dari kita. Pernahkah saat berada di kamar sendirian, dan saat itu pula kau merasa ada orang yang memperhatikanmu.

Aku pernah merasakan itu. Kejadian ini terjadi saat beberapa bulan lalu, saat aku dalam keadaan kritis, dan aku menginap di kosan temanku, yang kebetulan adalah adik kelas sekaligus sahabat dekatku. Sebenarnya, sih, aku berencana kembali ke Busan, untuk menemui kakak perempuanku untuk menumpang di rumah besar miliknya. Hanya, saja, aku masih ada urusan, karena kebetulan aku sedang mengikuti sebuah lomba, yaitu menulis cerita yang bertema horor, jadi aku masih harus menetap di Seoul.

Dan adik kelasku, Kim Hanbin, mengizinkanku untuk menginap dirumahnya barang seminggu atau dua minggu.

Ini menyenangkan, bangun jam sembilan pagi, mandi dan bersolek berlama-lama. Alasannya, sih, untuk terlihat tampan. Tidak mungkin seorang Kim Jinhwan berpenampilan kucel, walaupun di hari libur. Dan seharian membaca novel horor, untuk inspirasi, namun sayangnya, ceritanya kurang membuat merinding, jadi aku meminta Kim Hanbin untuk menceritakan pengalaman horor yang pernah dirasakannya, sebagai bahan refrensi cerita horor yang mau kubuat, namun mendengar ceritanya, aku malah menyesal. Bahkan, sampai saat ini aku masih merutukinya.

###

Sejak awal kita tidak pernah benar-benar sendiri, bahkan di tempat yang paling sepi sekalipun, meski kelima indera kita telah yakin penuh tidak ada siapapun kecuali diri kita sendiri. Kadang manusia hanya kurang mencoba untuk benar-benar melihat ke luar, tanpa benar-benar mendengarkan, melihat, dan merasakan sekeliling.

  Sejak awal kita tidak pernah benar-benar sendiri. Kalau saja manusia lebih membuka mata, melatih hati, melihat jauh ke dalam diri dan menyadari keberadaan indera keenam, manusia akan mulai menyadari… “mereka”, yang telah pergi dan belum pergi ke dunia sana, ada di mana-mana.

Setelah Hanbin bercerita panjang lebar tentang makhluk-makhluk yang menemani manusia itu, aku langsung terdiam. Diam-diam, kusesali permintaanku ke Hanbin untuk menceritakan pengalaman horor yang dialaminya. Perlahan aku menyadari, selama Hanbin pergi untuk kuliah, dan aku berpikir aku sendiri berada di kosannya, dan benar… aku tidak sendiri.

“Hanbin-ah, sepertinya kau tidak usah melanjutkan ceritamu itu.” Ujarku. Aku begini agar aku tidak terlalu takut.

“Tidak bisa berhenti begitu saja, hyung.. Pernah dengar mitos, apabila kita memutuskan untuk memulai cerita horor, pilihan kita cuma dua, hyung : mendengarkan ceritanya dari awal sampai selesai, atau…”

Hanbin terdiam, sepertinya ia enggan meneruskan perkataannya. Ada jeda yang mendadak membuat suasana hening di dalam ruangan.

“Atau apa, Hanbin?”

“Atau… apa Jinhwan hyung menginginkan bahwa salah satu dari kita dihantui oleh mereka, atau siapapun yang dihantui antara kita memutuskan untuk terus mendengarkan atau melanjutkan ceritanya hingga selesai.” Jelas Hanbin.

Gantian aku yang terdiam. Jantungku berdegup kencang.

Hyung, apa kau tahu, saat aku pertama masuk kesini, apa yang pertamakali aku lihat?”

Aku bungkam. Lebih tepatnya, terpaksa bungkam.

“Jadi pertama saat masuk kesini, lampunya masih padam. And shit, walaupun lampunya mati, aku masih bisa merasa ada yang memperhatikanku. Dan saat aku menyalakan lampunya, tak ada siapapun.”

Aku menelan salivaku. Aku konsentrasi mendengarkan cerita Hanbin.

“Tidak hanya itu, hyung. Aku selalu merasa diperhatikan. Setiap malam, selalu ada yang mengetok pintu kamarku. Saat aku periksa, nobody, alias tak ada orang. Bahkan, meski aku sengaja memakai headset dan mendengar lagu dengan volume maksimal, aku masih bisa mendengar ketukan itu.”

Aku benar-benar menyesal telah memilih menengar cerita Hanbin.

“Ya, puncaknya, aku membiarkan ketukan itu. Aku mengajak temanku yang punya semacam sixth sense ke kamar ini, dan benar, ada orang, maaf, maksudku ada salah satu dari kalangan mereka, yang memperhatikanku. Dan aku sadar, selama ini aku benar-benar tidak sendiri.”

“Hanbin, kau…”

Hanbin tertawa,

“Hahaha, tenang, hyung.. Toh selama 2 tahun tinggal, tak ada kejadian aneh yang aku alami. Ya paling di malam-malam tertentu, pintu kamarku ada yang mengetuk ganjil. Satu kali. Tiga kali. Lima kali. Tujuh kali. Sembilan kali. Sebelas kali. Untungnya, belum pernah tiga belas kali.”

“Kalau tiga belas kali, memangnya kenapa?” Tanyaku, penasaran. Yah walaupun takut, rasa penasaranku lebih besar daripada rasa takutku.

“Ya kata temanku, itu artinya kita menyadari dan mengetahui keberadaan mereka. Dan kalau sudah begitu, pasti kita akan terus diganggu, sampai kita tidak takut lagi. Seperti aku. Awalnya, aku merasa takut, namun sekarang biasa saja. Sudah dua tahun, aku merasa keberadaan mereka sebagai bagian dari hidupku.”

“Sebentar. Kau sudah dua tahun hidup dengan mereka?  Hahaha!” Maksudku tertawa, untuk mencairkan suasana, tetapi yang keluar hanya tawa paksa.

Hanbin mengangguk ringan, seolah menjawab pertanyaan sederhana, namun sangat mengangguku.

“Kosan yang kau maksud, kosanmu yang sebelum ini, kan? Ha…ha..” Tawaku menggantung. Berharap jawaban ‘iya’ dari Hanbin.

“Maksudmu? Selama dua tahun, aku terus tinggal di kosan ini, aku belum pernah berpindah kosan.”

Mendengar jawaban itu, aku seperti menelan kamper. Jadi… kosan yang dia maksud, kosan yang ini?

Dan sialnya, malam itu Hanbin harus rapat (ia telah memberitahuku pada malam sebelummnya) di salah satu kosan temannya. Jadi malam ini, aku harus melewati malam sendiriku bersama mereka? Oh god! Kalau saja aku tau akan begini jadinya, lebih baik aku pulang ke rumah kakakku yang berada di Busan ketimbang harus seperti ini.

  Selama semalam aku akan berada di kosannya…. bersama dengan “mereka” yang lebih dulu tinggal disini.

###

Pukul 23.15

Malam ini aku berada di kosan Hanbin, sendiri. Aku memutuskan untuk tidur lebih awal, agar aku tidak mendengar ketukan yang diceritakan oleh Hanbin itu. Aku membentangkan selimut, dan mulai menutup mataku. Namun entah kenapa, mataku menolak untuk tidur. Aku memandangi sudut-sudut kamar Hanbin. Rasa takutku mulai muncul.

Tok. Tok. Tok.

Tiga kali ketukan! Aku menelan ludahku.

Tok! Tok! Tok! Tok!

Sudah ketujuh kalinya aku mendengar ketukan ini. Kali ini terdengar lebih keras. Aku menutup kepalaku dengan bantal. Dan beberapa menit setelahnya, aman. Tak ada ketukan lagi. Aku merasa lega.

Tok.

Tok.

Tok.

Sudah kesepuluh kali! Oh tuhan, semoga ini tidak berlanjut. Dan setelah tiga menit, tak terdengar lagi ketukan. Lega sekali hati ini. Saat hendak menutup mataku, tiba-tiba…

Tok! Tok! Tok!

Ketukan ketiga belas! Ketukan yang mengubah segalanya. Ketakutanku menjadi kenyataan. Pelan-pelan aku membuka pintu kamar, dan tak ada orang atau apapun yang hendak membuatku sesak napas.

Hanya parno.

Saat aku memperhatikan langit-langit kamar, ada sosok transparan yang melotot ke arahku. Sepersekian detik kemudian, ia memperlihatkan senyum culas kepadaku. Dan sepersekian detik kemudian pula, tiba-tiba ia sudah menyentuh wajahku.

Dan kemudian, mendadak gelap.

###

Saat ini kau sendiri? Apa kau yakin kau benar-benar sendiri? Jangan seyakin itu, bahwa kau merasa benar-benar….sendiri.

fin.

Yaha!! Kambek (?) dengan ff horor. semoga feel nya dapet. kalau saya yang nulis, sedikit gemetaran nulisnya, soalnya lagi sendiri dikamar 😆 Dan, duh! maap, ini make tema kosan-kosan duh, jadi serasa aneh begini XD Tolong saran dan komentarnya, ya 🙂

24 thoughts on “[Vignette] Alone

  1. reeeeenn… ini aku iseng-iseng buka list ff nemu beginian… DAN OMG !!! AKU LAGI SENDIRIAN DI RUANG JAGA DI RS !!!! D’X adooohhh mana di sini juga ada cerita-cerita begituan cobaaa.. iya si ini siang… tapi ntr kalo pas jaga malem aku keinget begimanaaa ???!! X’D /dugundugun

    udah ya ren.. aku degdegan pen nutup tabnya ajaaa… bhaaayy /pyong ^^

    Like

    1. Kak didiiiiiiiiii.. aku baru tau ternyata kak didi komen di epep ini ><

      Haaa gak tau, gak tanggung jawab aku lho, habis aku gak tau kalau kak didi lagi sendiri XD

      Okesip, bhayy kak didi ❤ 😀

      Like

    1. REEEEENNNNNNNNNNNNNNNNN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
      Tanggung jawab lu ah, merinding gue bacanya. Gue bacanya malem2, langsung berasa horor njir ;-;
      Ngek, ini beneran ye, itu kamar gue kek jadi horor, berasa ada yg perhatiin mak meskipun gue tahu yg merhatiin gue siapa tapi tetep aja takut. Di ganggu mele TT^TT
      But, ini bagus. Sukseslah buat bulu kuduk dan bulu roma irama merinding hiks~
      Itu Hanbin gue kayak indigo gak jelas/? *halah wkwk
      Untuk review, ada beberapa typo tapi gak mengurami tingkat keseramannya kok/? Dan itu, setelah kalimat percakapan, huruf awalnya di buat huruf kecil. Ngerti maksudnya kan saeng? Aku gak pinter ngejelasin ;-;

      Yasudahlah, ku akhiri saja komentar yg tak bermutu ini. Keep writing saeng. Salam cinta dariku~ ❤
      Ppyong~ ❤

      Like

      1. Emm.. Bukan diperhatiin kok. Kak Putri aja yang parno 😛 *tabok

        Aduuh malunya daku ada typo T.T dibuat buru-buru sih.. Iya iya, ngerti kok.. Oke makaciih kak atas sarannya 😀

        Kak Put cepet comeback doong!!

        Like

        1. Ini seriusan ada weh, gue gak boong ;-;
          Tapi Ren, kamu jagonya deh urusan horor menghoror/? Entar ane juga mau nyoba nulus horor ah ;-;
          Ini rencana mau kambek bawa mas Seungri wkwkwk :v

          Like

  2. Huwaa Ren, selamat, kamu berhasil membuat bulu kudukku merinding walopun masih pagi padang njinggrang(?) gini T.T Aish, asdfghjkl /Bin gak bisa berkata apa-apa selain peluk chanwoo/ *ett dah nih anak cari-cari kesempatan mulu -_-

    Oke fix. Saya ngilang dulu BYE~~

    Like

    1. Yeaay berhasil berhasil berhasil horee !
      Oke, silakan cari kesempatan, nggak marah, kok, orang aku juga lagi pelukan sama bang Bob. Tolong bilang Chanwoo aku selingkuh bentar yaa #ditendang

      Thankseu atau cuap-cuap nya Bin 🙂

      Like

  3. Mereka nggak tau aja, kalo yg ngetok pintu itu, aku. tiga? tujuh? sembilan? Hey! Thats my favourite numbers. Hahaha…

    Ren is back with horror!
    I know their feeling. Memang nggak enak sendirian, malam-malam di kossan. Imajinasi jadi macam-macam.
    Karena baca fanfic ini siang, sekali lagi selamat lah saya dari sergapan ketakutan *lebai komennya 😀

    Well, ada beberapa typo. Tapi, itu nggak mengurangi esensi ceritanya.. 🙂
    Kutunggu cerita lain dari Ren ya..

    Salam sinosijak untuk Ren 😉

    Like

    1. Berarti…. makhluk transparan itu kak Aoko? *taboksaja

      Yaah.. coba kak Aoko bacanya malem, kan lebih waaahh (?)
      Aduh itu typo selalu nyempil T.T maapkeun aku gak bekerja maksimal akan ff ini. Habis buatnya buru-buru, siih..

      Aku juga nunggu karya kak Aoko yang laiin 🙂
      Yaha!!
      Salam Climax untuk Kak Aoko 😀

      Liked by 1 person

  4. Ren ini masih siang pelissss wkwkwk :D/ini ceritanya aku sok ketawa, Ren biar gak dibilang penakut/
    Sekali lagi kudu mengingatkan kalo ini masih siang. INI KENAPA CERITANYA BIKIN MERINDING SIH?? masih siang woyyy 😀
    Tak kuasa meripyu aku, Ren. Udah daebak lah kamu kalo bikin genre begini mah. Walaupun ada typo nyempil tapi gapapa. Tetap kusukaaa~

    Keep nulis, Ren~ ❤

    Like

    1. Aduuhh iya ada typo aduuhh jadi maluu banget inii T.T hahaha, pas ngetik ini juga aku jujur merinding :3

      Makasih atas cuap-cuap nya kak As~

      Like

  5. Taraaa,
    Ren, bikin kakak geleng-geleng kepla, liat kiri liat kanan liat kebelakang.
    ngebayanginnya jadi serem sendiri. /ini masih siang loh cu, jangan parno deh/

    kakak jadi jinhwan, #nyesel baca XD

    Like

          1. udah terlanjur ngebayangin loh, Ren. T__T
            kosan kakak kebetulan serem, dan terkadang suka maenin pintu. tapi kakak gk biasanya sendirian dikosant, dan kebetulan malam ini kakak sendirian. huaaaaaa T___T

            Like

Leave a comment