[Twoshots] Peek A Boo! (A)

Amazing Poster by : deerkkamjong0794

PEEK A BOO!

By: Astituidt || TwoShots || Horror

Rating : PG 13

Cast : Kang Seung Yoon, Lee Seung Hoon and the other WINNER members.

Disclaimer : The story is mine.

Summary :

Ikuti aturannya, atau aku yang akan mengikutimu..”

“WOHOOOO!!! PANTAI!!”

Mobil yang sejak dua jam tadi kami tumpangi akhirnya berhenti di sebuah tempat parkir berlatar pasir kecoklatan yang agak basah. Dengan bergegas semua member berhamburan keluar dan berlarian di tepi pantai.

Heuh… Akhirnya. Pantai.

Tempat yang paling ku impikan untuk kudatangi sejak aku disibukkan dengan segala kegiatan sebagai member Winner.

“Ahh chuta!” JinWoo hyung mengela nafasnya dalam-dalam. “Yoon-ah, Sudah lama kita tidak liburan ya?”

Ne hyung, baru ini liburan pertama semenjak kita debut. Noemu chuta,” jawabku sambil terus melangkahkan tungkaiku sembari menggiring tas koper keluar dari dalam mobil.

Kami semua memasuki sebuah rumah besar. Sangat besar sampai-sampai tak lengkap rasanya jika kami tak menengadahkan kepala untuk melihat keseluruhan isinya. Kurasa, itu adalah rumah satu-satunya yang berpenghuni. Karena sejak perjalanan dari pantai tadi, tidak satupun ku rasakan keberadaan manusia di sekitar sini.

Dari dekorasi rumahnya, bisa kutebak jika ini adalah rumah tua. Bisa dilihat dari meja tengah yang terbuat dari kayu lapuk. Lantai 2 yang berderit ketika diinjak. Dan juga wallpaper di sekitar yang mulai mengelupas.

“Apa tidak ada tempat yang lebih layak dari ini, hyung?” celetuk TaeHyun, melirik manager hyung dengan sinis.

Manager hyung melompat ke sebuah sofa di ruang tengah. “Nikmati sajalah, masih untung ada tempat untuk tidur,” dia merenggangkan badan dan menguap “ahhh.. capek sekali. Sudah sana pilihlah kamar kalian masing-masing,” lanjutnya.

Aku sebenarnya tidak keberatan untuk bermalam disini. Walaupun tempatnya terkesan mengerikan, tapi aku rasa disini akan nyaman. Apalagi letaknya dekat dengan pantai. Hanya saja aku tidak terlalu suka dengan baunya. Bau apek, khas rumah tua.

TaeHyun yang sejak tadi masih ngomel-ngomel akhirnya mendekatiku. “Yoon-ah, ada yang aneh dengan penginapan kita,” bisiknya pelan. Seperti khawatir jika saja member lain bisa mendengarnya.

“Aneh bagaimana?”

“Entah, aneh saja. Sejak tadi aku sama sekali tidak melihat orang selain kita di sekitar sini,” katanya, menatap sekeliling.

“Mungkin masih belum banyak orang mengenal pantai ini,” kataku.

“Apa kau sama sekali tidak merasa aneh?” TaeHyun memutar matanya “sama sekali?” tanyanya lagi memastikan.

Aku ikut mengedarkan pandanganku. Meneliti setiap sudut rumah yang dianggap TaeHyun aneh ini. Tapi aku tidak merasakan apa-apa. Jadi aku hanya bisa menggidikkan bahu dan mengajak TaeHyun masuk ke kamar.

***

Setelah selesai berberes seluruh barang bawaan, aku dan TaeHyun -yang sekamar denganku- langsung bersiap untuk tidur. Perjalanan yang cukup jauh tentu saja membuat kami kelelahan dan butuh istirahat.

Tok..tok..tok..

Aku dan TaeHyun bertatapan, mendesah bersamaan karena kami yakin jika suara itu adalah Mino hyung dan SeungHoon hyung. Dua makhluk berisik yang akan mengganggu istirahat kami.

TaeHyun membuka pintu kamar dengan malas, membiarkan Mino hyung dan SeungHoon hyung masuk dengan beberapa barang bawaan mereka.

“Sudah kubilang kan, mereka pasti belum tidur. Hihihi,” kata Mino hyung berbisik.

Mereka berdua memasuki kamarku dengan membawa beberapa benda di tangan dan meletakkannya dengan segera di atas tempat tidur TaeHyun.

Aku yang sedikit penasaran dengan barang bawaan mereka akhirnya berjalan mendekat. “Untuk apa barang-barang ini, hyung?” tanyaku sambil memperhatikan barang-barang di atas tempat tidur.

“Untuk main, kalian tau, aku baru saja menemukan permainan yang seru dari internet,” kata SeungHoon hyung bersemangat. Mengepalkan kedua tangannya ke atas dan menggoyang-goyangkan tubuhnya.

“Yaaa.. sangat, sangat, sangat seru,” imbuh Mino hyung. Kemudian mereka berdua terkekeh. Membuatku dan TaeHyun menyerngit dan memberi tatapan aneh pada mereka.

“Ehemm,” Seung Hoon hyung berdehem, sejenak memperhatikan kami yang kali ini sudah dalam posisi duduk membentuk lingkaran di bawah tempat tidur. “jadi begini, permainan ini sangat mudah. Kita hanya perlu mematuhi seluruh peraturannya agar makhluk-makhluk itu mau menjawab pertanyaan kita.”

Aku mendengus “Jadi ini semacam permainan memangil arwah?” tanyaku.

Kulihat Mino hyung menyerngit ketakutan. Ternyata dia belum tau ide gila SeungHoon hyung ini sebelumnya. Lalu kenapa dia sangat mendukung SeungHoon hyung tadi? Konyol.

“Yap, betul sekali,” jawab SeungHoon hyung mantap. “tapi tenang saja, permainan ini sangat aman. Asal kita mematuhi setiap aturannya.”

TaeHyun mengangguk-anggukkan kepalanya pertada mengerti. Mino hyung menggidikkan bahunya ngeri. Sedangkan aku hanya memperhatikan mereka semua dengan tatapan malas.

Oke, kalian pasti mengangapku penakut atau semacamnya. Tapi ayolah, mereka benar-benar telah mengganggu jam istirahatku hanya untuk melakukan kegiatan konyol seperti ini.

“Jadi, seperti apa cara bermainnya?” tanya TaeHyun penasaran.

Aku menoleh kearahnya dengan heran. Perasaan, tadi dia yang paling ketakutan karena rumah ini menyeramkan deh?

SeungHoon hyung tersenyum setelah mendengar pertanyaan Taehyun. “Oke, sebaiknya langsung kita mulai,” katanya sembari merogoh saku celana. SeungHoon hyung mengeluarkan secarik kertas dan membacanya “pertama-tama, pastikan kalian berjumlah ganjil ketika bermain permainan ini.”

Secara refleks aku langsung menghitung member yang ada di ruangan. 4, jumlah kami genap.

“Oke aku tidak ikut” kataku, dan langsung melompat ke tempat tidur.

“Yoon, kau harus ikut” rengek TaeHyun. Menarik kakiku dan membuatku terpaksa kembali ke lingkaran.

“Bukannya SeungHoon hyung bilang pemainnya harus berjumlah ganjil?” tegasku. Melirik ke arah SeungHoon hyung dan meminta penjelasan.

SeungHoon hyung menggaruk kepalanya. “Uhm.. tidak apa, tidak masalah dengan jumlah pemain,” katanya ragu.

Aku menatapnya tajam. Hyung itu suka seenaknya sendiri kalau memutuskan. Bukannya tadi dia bilang kita harus mematuhi semua aturannya?

SeungHoon kembali membaca peraturannya. “Kedua, matikan lampu ruangan dan nyalakan 2 buah lilin. Perlu di pastikan jika kalian harus terlebih dulu mematikan lampu sebelum menyalakan lilinnya.”

Kami semua saling bertatapan. Jarak saklar lampu cukup jauh dari tempat kami duduk sekarang. Membuat kami malas untuk mematikan lampu dan harus berjalan kembali ke tempat dalam keadaan gelap.

“Jangan aku hyung,” kata TaeHyun setelah merasa kami perhatikan. “jangan aku, aku takut,” katanya lagi.

Aku menghela nafasku sebentar “Oke, aku saja” kataku sambil beranjak dari sana. Permainan ini tidak akan cepat berakhir jika tidak begini.

Klik!

Baik, ruangan sudah gelap.

***

“Wahai penunggu tempat ini, bisakah kau datang? Wahai penunggu tempat ini. Kami, para manusia yang penasaran, memintamu datang untuk bercerita tentang kematianmu.”

“YOON!”

Aku berjengit kaget.

Jantungku mencelos hebat ketika mendengar teriakan Mino hyung di samping telingaku.

“Kau salah mengucapkan mantranya, Yoon! Kita dalam masalah besar!” pekiknya lagi, mengacak rambutnya frustasi.

Aku memutar mataku. Menatap mereka dengan tatapan malas.

Ini sudah ketiga kalinya aku mengucapkan mantra yang sama. Tapi entah mengapa sepertinya otakku sedang tidak bisa diajak berkompromi. Selalu saja ada kata-kata yang salah atau terlewat ketika aku mengucapkannya.

“Ah, siapa suruh memilihku untuk membaca mantranya. Aku lupa, mantranya terlalu panjang,” keluhku, melemparkan boneka yang sejak tadi kugenggam dan beranjak keluar dari dalam lingkaran.

Aku tidak habis fikir kenapa mereka terus saja memintaku untuk membaca mantra itu, apalagi SeungHoon hyung – yang sangat getol memilihku sebagai si pembaca mantra, dengan embel-embel ‘aku adalah leader WINNER’- tak henti-hentinya menatapku cemas ketika aku salah mengucapkan mantranya.

Belum sempat aku melangkah pergi, TaeHyun sudah terlebih dulu menarik ujung bajuku “Yoon, kau tidak boleh pergi,” dia mengambil boneka yang tadi kulempar. “pegang ini, kita harus menyelesaikan permainan ini,” katanya lagi. Membuka tanganku dengan menarikku untuk kembali duduk.

“Kita harus menyelesaikan permainan ini, Yoon. Kau sudah terlanjur membaca mantranya,” ujar SeungHoon hyung dengan suara yang agak parau. Bisa kulihat dia sedang menatapku tajam dari balik cahaya lilin yang mulai meredup.

Aku kembali ke posisiku semula. Memungut kertas berisi mantra disebelahku dan mencoba kembali menghafalnya.

Entah mengapa aku merasakan hawa di sekitarku mulai berubah. Semakin mencekam atau semacamnya.

“Cepat katakan lagi mantranya, Yoon,” perintah TaeHyun sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

Aku menghela nafasku panjang dan berusaha mengumpulkan konsentrasiku untuk mengucapkan mantra itu lagi.

“Wahai penunggu tempat ini, bisakah kau datang? Wahai penunggu tempat ini. Kami, para manusia yang penasaran, memintamu datang, hanya untuk bercerita tentang kematianmu.”

 

Kucengkram boneka berwarna putih yang dibawa SeungHoon hyung dengan sangat erat setelah mengucapkan mantra itu. Kupejamkan mataku, bersiap-siap untuk mendengar teriakan Mino hyung, karena sepertinya lagi-lagi aku salah mengucapkan mantranya.

Hening..

Tidak ada suara sama sekali.

Entah mengapa aku masih belum membuka mataku. Seperti ada sedikit keraguan yang terbesit saat aku tidak bisa mendengar suara helaan nafas member lainnya.

Kubuka mataku perlahan.

Yederaaa… apa aku sal—“

Seketika nafasku serasa tersendat.

Seluruh tubuhku tidak bisa di gerakkan.

Saat kulihat ada seseorang di pojok ruangan, sedang berjongkok, menatapku miring dengan wajah pucatnya.

Klik!

Ruangan seketika kembali terang dan membuatku harus menyipitkan mataku.

Kulirik lagi pojokan ruangan.

Tidak ada siapa-siapa disana.

Bahkan ketika aku sadari lebih lanjut, para member yang sejak tadi duduk melingkar, sudah tidak ada disini.

Seung Hoon hyung, Mino hyung dan TaeHyun, tidak lagi ada di sekitarku.

“Yoon” seru seseorang dari dekat pintu. Aku mendesah lega ketika melihat TaeHyun yang masih ada di ruangan yang sama denganku.

“Yoon, a-apa k-kau lihat sesuatu di pojok ruangan t-tadi?” katanya terbata.

“Ya, aku lihat seseorang di pojok ruangan itu. Ayo kita keluar dari sini, Hyun,” tegasku. Mengabaikan seluruh perasaan kalut yang menyelubungi tubuhku. Bukan karena eksistensi makhluk di pojok ruangan tadi – karena aku bukanlah tipe orang yang percaya dengan hal semacam itu – tapi karena hilangnya SeungHoon hyung dan Mino hyung dalam satu kejapan mata.

TaeHyun memutar matanya, mengedarkan pandangannya ke sekitar dengan takut-takut. “A-apa kau juga dengar a-apa yang dia katakan?”

Aku menggeleng.

Memang apa yang dia katakan? Sepertinya makhluk itu belum sempat mengatakan apa-apa sebelum TaeHyun menekan saklar lampu?

“Kau mendengar apa?” tanyaku.

TaeHyun tidak menjawab.

Dia hanya menggeleng kan kepalanya. Bukan sekali, tapi berkali-kali. Matanya juga tampak mengerjap cemas dengan keringat memenuhi wajahnya.

Klik!

 

“Ya! Kenapa kau matikan lagi lampunya!” seruku, sambil mengerjap pelan. Kepalaku pusing karena lampu ini terus menyala dan mati tiba-tiba.

“B-bukan aku, Yoon,” kata TaeHyun dengan suara bergetar. “B-bukan a-aku yang mematikan lampu.”

“Bukan kau? Lalu siapa? Jelas-jelas kau yang memegang saklar lampu.”

Aku berjalan mendekati TaeHyun dengan langkah hati-hati. Ruangan ini terlalu gelap. Aku bahkan sampai tidak bisa melihat TaeHyun sama sekali.

“Ya! Nyalakan lampunya!” pekikku lagi. TaeHyun ini benar-benar tidak peka jika aku sedang kesulitan berjalan.

“KUBILANG BUKAN AKU! BUKAN AKU! BUKAN AKU!” TaeHyun berteriak frustasi.

Aku tersentak kaget. Kuhentikan langkahku setelah mendengar teriakan TaeHyun. Kenapa dia berlebihan sekali?

Ada hening panjang setelah pekikan TaeHyun barusan. Semilir hawa dingin mulai merasuki tengkukku perlahan. Memberi rasa ngeri saat kudengar nafas TaeHyun mulai terdengar tak beraturan.

“Yoon, t-tolong aku,” katanya lagi, berbicara terbata dan diiringi dengan isakan.

“A-ada apa, Hyun?” tanyaku ragu, kembali melangkahkan tungkaiku mendekatinya.

Lagi-lagi aku menyipitkan mataku. Berusaha memfokuskan jarak pandangku pada TaeHyun yang masih mengabaikan seruanku. Kulangkahkan tungkaiku perlahan. Sejenis mengendap, berusaha meminimalisir benturan suatu benda di tubuhku karena minimnya pencahayaan.

“T-tolong aku, Yoon, m-makhluk itu a-ada di belakangku.”

Tubuhku kembali kaku.

Bulu kudukku seketika berdiri. Dan hanya menatap ke arah TaeHyun dalam diam.

Aku hanya mematung. Membiarkan makhluk yang tidak bisa kulihat itu membuat TaeHyun terus memekik ketakutan.

Aku tidak bisa menolongnya. Aku terlalu ngeri.

Brukk!!

Tidak lama kudengar, tubuh TaeHyun ambruk, berbenturan dengan lantai dingin tanpa ampun.

-tbc-

Waaa Asti ini apaaaahh?? Kenapa gajelas sekalii? 😀

Well, well, maap kalo bikin fic horror gagal failed absurd macam ini yaaa.

Karena aku sedang ngiri sama Ren yang bisa bikin fic horror kece akhirnya akupun memutuskan untuk ikut-ikutan/ah lu latah amat, As 😀 /

Kutunggu reviewnya yaa kakak-kakak dan adik-adik ❤

21 thoughts on “[Twoshots] Peek A Boo! (A)

  1. Aduh, Kak Asti, Pertama-tama, Vris mau minta maaf dulu soalnya cuman ninggalin sepot panjang yang belum sempet Vris tepatin 😦 huaaa I’m so sorry, Kak 😦 maaf juga baru nepatinnya sekarang. Soalnya 3 hari ini Vris pergi ke luar kota dan sinyal di sana syuper limit #duarrr

    Oke, kembali ke topik. Kesan Vris buat fic horor kakak bagus kok. Cukup membuat bulu kuduk saya berdiri saking takutnya /jujur Vris gak takut sama hantu. tapi kalo ditakut-takutin macam ini yah mau gak mau takut deh/ #hehehe tapi menurut Vris ini masih gantung. Ini masih ‘tbc’ ‘kan yak? oke, Vris tunggu endingnya yaw~

    Oh ya, Vris masih nemuin beberapa kesalahan tulis. Tapi ga papa lah, itu juga udah biasa sih. Vris juga bisa memakluminya koks 😉 Pokoknya endingnya sangat ditunggu, oke??

    BYE KAK ASTI~~~ 😀 *ilang

    Like

    1. Hahah sini vris jongkok dulu sini/ceritanya vris lagi aku setrap 😀
      Never mind vris, yang penting udah balik kaaaan dan ngasih komen sepanjang drabble pula hahaha tencutencu~

      Tenang aja vris ini twoshot kok jadi masih ada satu lagi fic yang semoga bisa bikin merinding juga hehe ditunggu ya dedek 😀

      Thanks buat reviewnya yaaa heheh besok semoga bisa lebih teliti lagi uhu uhu 😉

      Bye vris~ ❤

      Like

  2. Haaaiiii~
    I’m back.. hihihi..

    Nyesel baca, SUMPAH !!!!!!
    inilah horor, selain bikin penasaran bikin takut juga.
    aku suka genre horor, karna rasa penasaranku sangat kuat untuk genre horor, tapi habis selesai baca atau nnton yang bergenre horor. parno sendiri /kan bego udah tau penakut masih aja dibaca or ditonton/
    aku merinding, As. Sumpah demi apa? DEMI TUHAAAAAANNNNN /HENTAK-HENTAK MEJA/ -__-”

    Karena terlanjur penasaran, buruan lanjutin. tapi jgn mlem, klo bisa sore ini selesai. hahahaha

    Like

    1. Woy Tifa jan nyesel dong 😥 kan daku jadi merasa sedih udah bikin kamu takuuts hahahah/padahal mah enggak, malah seneng banget bisa nakut-nakutin anak orang 😀

      Oke biarkan aku ngakak doloe yaa/WAKAKAKAK INI APA KENAPA JADI LEBEH GINI LU TIFA GAYANYA UDAH KAYAK YANG DI TIPI2 ITU DEMI TUHAN WKWKW 😀

      Hahaha jan sore ini ah tar kurang greget. tengah malem aja ku posting yaa/kata Tifa: posting aja tengah malem, orang gue bacanya besok pagi/dorr~/gue bunuh diri/

      Telimakaci sodah cuap-cuap Tifaku, ditunggu lanjutnya yaa. Peluk sampe pingsan ❤

      Like

  3. Mereka gak patuh aturan sih, coba tadi ajak Jinwoo, kan ntar ganjil..
    Aduuhh aku kok ikut gregetan pas Yoon salah baca mantra, duuhh…
    Dan apa yang bakal terjadi selanjutnya?? Penasaran masa -,,,,-

    Like

    1. Jinwoonya udah bobo, Ren. Apa kamu aja yang ikutan disana ya biar ngilang barengan sama Hoonie 😀
      Hahaha lu mah kaya presenter gosip, Ren. Apa yang terjadi selanjutnyaa?? 😀
      Ditunggu ya, Ren. Terimakasih sudah cuap-cuap~ ❤

      Like

            1. Nah, sama Yoon aja gapapa, Ren. Bedanya cuma 6 taon. Lah kalo sama Hoon kan 8 taon tuh susah ntar jadinya/Lah ini kenapa malah jadi ngomongin masa depan ya -_-

              Like

  4. untung nemu fanfic Asti siang, nggak kebayang kalo malem, horor sendiri ngeliatin pojok kamar. Huahaha..

    Sekilas baca ini, aku keingetan para member WINNER d WINNER TV. Yoon yg paling berani, Taehyun yg kalo takut, jadi galak, Mino yg super duper penakut & Hoon yg orangnya kagetan. Wuakakak…sok-sokan maenan begituan lagi.

    Aku masih kepo sama Jinwoo. Entah kenapa, aku punya feeling ada twist gitu. *abaikan ini ya Asti. 😉

    Horornya dapet kok, Asti. Apalagi kalo dibaca malam. Dijamin, kakak nggak bisa tidur tenang ini.
    Kakak tunggu part selanjutnya, semoga tebakan kakak benar :Hahahaha.. 😀

    Like

    1. Hahaha kak sayang banget ya harusnya kan bacanya pas malem-malem biar horornya semakin berasa/digampar kak Aoko 😀

      Iya kak aku bikin ini juga terinspirasi dari Winner TV tuh. Si Seungyoon yang tenang aja pas ditakut-takutin berasa cool banget gitu 😀 sama si duo rese’ yang rusuh tapi penakut. Hahahah sok-sokan banget Hoonie pake mainin beginian padahal dia paling heboh pas di takut-takutin 😀

      Hahahah okedeh kuabaikan saja ya kak praduga tentang JinWoonya/ngilang/ 😀

      Ahhh telimakaci pujiannya kakak canteeekkk semoga sabar nunggu part selanjutnyaa hihihi.
      Kecup jauh~ ❤

      Liked by 1 person

  5. Halo Kak Asti. Karena ini udah malem dan saya mau bobo cantik *ceritanya* #plaks jadi saya nyepot dulu aja ya~
    Kakak tagih aja sama Vris besok. Oke?

    Like

Leave a reply to Ren Kim Cancel reply